Untuk itu, dibutuhkan standar global seperti dalam hal pengelompokan kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mencegah praktik greenwashing, praktik pemasaran yang mencitrakan ramah lingkungan, namun tak benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan.
“Dibutuhkan standar global, seperti taksonomi untuk mencegah praktik greenwashing dan reformasi Bank Pembangunan Multilateral (MDB) harus merefleksikan representasi negara-negara anggotanya,” jelasnya.
Baca Juga: IKN bakal Punya Terowongan Bawah Laut seperti di Busan, Mulai Dibangun setelah 2024
Dalam forum tersebut, Jokowi duduk di antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan PM India Narendra Modi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak para pemimpin negara G20 untuk melakukan aksi nyata dalam melindungi kelestarian Bumi.
“Kita semua harus walk the talk, because we only have one earth (melakukan yang diucapkan, karena kita hanya punya satu Bumi),” ucapnya.
“One earth, for every body. One earth, for us and for our future generation (Satu Bumi, untuk semua orang. Satu Bumi, untuk kita dan generasi masa depan kita),” imbuhnya.
Baca Juga: Cerita Luhut Selalu Teringat Pesan Sang Cucu Setiap Membuat Kebijakan
Kepala Negara menuturkan bahwa Indonesia telah melakukan sejumlah aksi nyata untuk melindungi Bumi, antara lain melalui upaya menekan deforestasi hingga restorasi mangrove.
“Indonesia di tahun 2022, telah turunkan emisi 91,5 juta ton. Laju deforestasi ditekan hingga 104 ribu hektare. Hutan dan lahan direhabilitasi seluas 77 ribu hektare dan mangrove direstorasi seluas 34 ribu hektare,” paparnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.