“Terjadi perjodohan, yakni deklarasi koalisi KIR. Satu tahun kita kampanye KIR, berbagai event dan seterusnya, lalu pada akhirnya kita curiga, kesimpulan bahwa akhirnya pacaran ini tidak bisa berlanjut,” bebernya.
Puncak kecurigaan itu, menurut Muhaimin, adalah saat dirinya dan pengurus PKB melaksanakan rapat koordinasi nasional (rakornas).
Saat itu, kata Muhaimin, bertepatan dengan acara peringatan hari ulang tahun Partai Amanat Nasional (PAN).
“Saya ke acara rakornas, saya buka, kemudian saya bilang kepada rakornas, syaratnya tidak boleh membahas pilpres, kasih saya waktu sebulan.”
“Puncaknya di situ, rakornas, rapat koordinasi nasional sebetulnya membahas pileg. Tiba-tiba ada kabar, kepastian, koalisi itu berubah, KKIR menjadi koalisi Indonesia Maju,” jelasnya.
Saat itu ia terlambat hadir karena harus menghadiri rakornas terlebih dahulu. Muhaimin pun mengaku sempat bertanya-tanya.
Baca Juga: Cak Imin Sebut 2 Kasus Dia Hadapi yang Sebenarnya Sudah Tuntas, Tapi Selalu Muncul Jelang Pemilu
“Saya sempat tanya-tanya, memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya.”
Namun, ia enggan menjawab siapa sosok cawapres Prabowo, dengan alasan itu adalah masa lalunya.
“Ya saya nggak boleh ngomong, itu urusan masa lalu, masa lalu saya.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.