JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melantik sembilan dari 10 penjabat (Pj) gubernur untuk mengisi kekosongan kepala daerah yang berakhir masa jabatan di September 2023.
Empat di antara sembilan Pj gubernur yang dilantik berasal dari unsur TNI-Polri. Dari Polri yakni Komjen Pol Andap Budhi Revianto dan Komjen Pol Sang Made Mahendra Jaya. Kemudian Komjen Pol (purn) Komjen Pol (purn) Nana Sudjana.
Sedangkan dari TNI yakni Mayjend TNI (purn) Hassanudin.
Komjen Andap diangkat menjadi Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Komjen Pol Sang Made diangkat menjadi Pj Gubernur Bali.
Sebelum dilantik sebagai Pj Gubernur Sultra, Andap menduduki jabatan Sekjen Kementerian Hukum dan HAM. Kemudian Pj Gubernur Bali Sang Made sebelumnya menjabat staf khusus Mendagri bidang Keamanan dan Hukum.
Baca Juga: Ganjar Usap Air Mata saat Acara Perpisahan sebagai Gubernur Jateng
Mantan Kapolda Nana Sudjana diangkat menjadi Pj Gubernur Jawa Tengah, sedangkan mantan Pangdam Bukit Barisan Hassanudin diangkat menjadi Pj Gubernur Sumatera Utara.
Mendagri Tito menjelaskan, tidak ada unsur yang melarang Pj gubernur dari unsur TNI-Polri. Pengangkatan Pj gubernur dari unsur TNI-Polri sudah sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"UU Nomor 10 Tahun 2016 ini untuk persyaratan tidak ada satu pasal pun yang melarang TNI-Polri. Sepanjang dia menjabat sebagai Eselon I struktural pimpinan tinggi Madya untuk gubernur, pimpinan Pratama untuk bupati/wali kota. Artinya UU mengatakan begitu, kalau memang tidak boleh, ya ditulis di UU itu, nyatakan tidak boleh TNI-Polri aktif," ujar Tito usai pelantikan di Kemedagri, Selasa (5/9/2023).
Tito menambahkan, pada dasarnya jika TNI dan Polri ingin menjadi pejabat publik, harus sudah berstatus purnawirawan atau pensiun. Hal ini sejalan dengan semangat reformasi.
Untuk itu, ia memastikan empat Pj gubernur yang baru dilantik sudah memenuhi kriteria sebagai purnawirawan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.