Hal itu diperlukan karena 32 biksu harus berjalan kaki melewati medan, cuaca, dan kondisi lingkungan yang bisa berubah sewaktu-waktu.
"Rintangan seperti alam. Kita tahu bahwa di tahun ini terjadi pemanasan global di mana daerah Thailand itu (suhu) mencapai angka 41 derajat (Celsius)," papar Welly.
Sementara itu, Richard Pekasa selaku pengurus Vihara Dewi Welas Asih, Cirebon, menyampaikan, 32 biksu yang berjalan kaki dari Thailand menuju Indonesia itu benar-benar menjaga aturan makanan.
Mereka tidak memakan makanan yang mengandung gula, minyak, madu, bahkan susu.
Tak hanya itu. Mereka juga mengambil barang yang didermakan berdasarkan kebutuhan mereka. Biksu hanya mengambil barang kebutuhan yang dianggap perlu, seperti odol dan pasta gigi.
Kemudian mereka hanya memiliki dua helai jubah yang setiap hari dicuci secara bergiliran setelah beraktivitas.
Menariknya, mereka cuma menyimpan satu mangkok untuk makanan dan hidup dari satu vihara ke vihara yang lain.
"Jadi kalo transit di suatu tempat begitu, nyampe langsung cepet cuci (jubah), dikeringkan malam itu juga untuk digunakan pagi-pagi besoknya."
"Hidupnya bisa di mana saja. Misalnya ke suatu vihara ada guru mereka belajar ilmu tertentu, ya tinggal bawa peralatan (seperlunya)," katanya.
Baca Juga: Jalan Kaki dari Thailand ke Borobudur, Biksu Terharu dengan Ramahnya Warga Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.