JAKARTA, KOMPAS.TV - Soal koalisi besar di bawah komando Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyebut pernyataan Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) sebelumnya sebagai analogi atau perumpamaan, Senin (10/4/2023).
"Yang disampaikan oleh Pak Zulhas itu lebih dalam konteks analogi," kata Eddy di dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (10/4).
"Jadi jangan ditafsirkan secara harfiah," ujarnya.
Ia menerangkan, Jokowi selaku presiden berperan sebagai pembina partai politik (Parpol) yang ada di Indonesia.
Sehingga, kata Eddy, Presiden tidak boleh berpihak apalagi mengarahkan partai-partai politik terkait Pemilu 2024.
"Dalam hal ini yang dimaksud Pak Zulhas itu adalah fungsi dan peran presiden sebagai pembina politik," ucapnya.
Baca Juga: Ketum PAN: Pembentukan Koalisi Besar di Bawah Orkestrasi Komando Pak Jokowi
Sebelumnya, Zulhas menyebut wacana koalisi besar antara PAN, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di bawah arahan Presiden Jokowi.
"Tentu, semua ini di bawah orkestra, komando Pak Jokowi," kata Zulhas saat konferensi pers, Sabtu (8/4/2023) dilansir dari cuplikan video Kompas TV.
Ia menyebut, Indonesia sebagai negara besar perlu diurus bersama-sama.
"Kadang-kadang saya sebut Koalisi Kebangsaan itu, karena perlu kebersamaan kita untuk memajukan negeri ini," ujarnya.
Ia menyebut, PAN kenal dekat dengan Partai Gerindra, sehingga pihaknya kerap bersilaturahmi dengan partai besutan Prabowo Subianto itu.
Terkait wacana koalisi besar, Zulhas mengaku siap untuk mewujudkannya dengan menjadi penghubung antarpartai.
"Saya siap untuk menjadi apa saja lah, ke sana-ke mari, untuk merajut ini sehingga bisa menjadi kenyataan, ada jalan tengah yang kokoh, yang kuat, untuk memajukan Indonesia," ujarnya.
Baca Juga: Soal Wacana Koalisi Besar, Demokrat: Jika Anies Dirasa Lawan Berat, Mari Berkompetisi secara Jurdil
Terpisah, Ketum Gerindra Prabowo Subianto juga sempat menyebut bahwa dirinya dan segenap pimpinan parpol lain telah masuk tim Presiden Jokowi.
"Kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk ya, kita masuk timnya Pak Jokowi sekarang," kata Prabowo.
Sementara itu, jauh sebelum itu, Presiden Jokowi menepis isu bahwa Pilpres 2024 di bawah komandonya.
"Pilpres itu urusan partai atau gabungan partai, jangan presiden itu diikut-ikutkan," kata Jokowi saat menghadiri silaturahmi Ramadan di DPP PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.