JAKARTA, KOMPAS.TV - Keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang diharap segera datang ke Posko Antemortem Rumah Sakit (RS) Polri, Kramatjati, Jakarta Timur untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dapat membantu mempercepat proses identifikasi korban.
"Dibutuhkan data antemortem itu dari pihak keluarga inti, seperti kakak kandung, adik kandung, dan orangtua agar segera melaporkan ke RS Polri,” ujar Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Hariyanto dalam konferensi pers di RS Polri Kramatjati, Sabtu (4/3/2023) dilansir dari Kompas.id.
Ia menyebut, pihaknya telah membuka posko antemortem untuk menampung informasi yang disampaikan oleh anggota keluarga korban.
”Pemeriksaan antemortem para korban itu meliputi pemeriksaan DNA, struktur gigi, data medis, dan beragam proses pemeriksaan lain," ungkapnya.
Brigjen Hariyanto pun meminta para keluarga korban memberikan ciri-ciri anggota keluarga mereka yang menjadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3) malam lalu.
Semalam, Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut, pihaknya telah mengidentifikasi dua jenazah menggunakan sidik jari.
”Sudah ada jenazah yang teridentifikasi dari hasil sidik jari,” jelas Dedi dalam keterangan pers, Sabtu (4/3).
Baca Juga: Identifikasi Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Polisi Gunakan 3 Metode
Hingga Sabtu (4/3) malam, RS Polri, Kramatjati telah menerima 15 kantong jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpung.
Dari 15 kantong tersebut, 9 jenazah berjenis kelamin laki-laki dan 5 lainnya berjenis kelamin perempuan. Selain itu, ada satu kantong yang berisi bagian tubuh.
Dua jenazah telah berhasil dikenali sebagai Fahrul Hidayatullah (28) dan Moh Bukhori, sementara jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.
Kepala Pusat Inafis Polri Brigadir Jenderal (Pol) Mashudi menjelaskan, dua jenazah tersebut berhasil dikenali berdasarkan identifikasi sidik jari.
Almarhum Fahrul dikenali dari pemeriksaan sidik jari tengah tangan kanannya, sementara Bukhori dikenali dari sidik jari jempol tangan kanan.
Ia menyebut proses identifikasi membutuhkan waktu cukup lama karena kondisi korban yang cukup parah.
”Kondisi korban keadaannya parah sehingga untuk mencocokkan sidik jari dengan pihak keluarga perlu waktu lima hari sampai 14 hari,” jelas Mashudi.
Baca Juga: Kisah Hadi: Awalnya Selamat dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, tapi Nasib Berkata Lain
Senada, Brigjen Hariyanto menyatakan, proses identifikasi korban meninggal dunia dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang akan terus berlangsung hingga dua pekan.
"Lima sampai 14 hari (ke depan), doakan," Hariyanto.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, penyelidikan penyebab peristiwa kebakaran Terminal Integrated BBM Pertamina di Plumpang, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat lalu, masih dilakukan.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan, Pertamina telah membentuk tim gabungan, fungsi terkait, dan aparat penegak hukum untuk menginvestigasi penyebab terjadinya kebakaran.
Dari laporan tim jurnalis Kompas TV, hingga Minggu (5/3) jelang siang, pos antemortem RS Polri masih sepi. Belum terlihat ada keluarga para korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang datang.
Baca Juga: Anak dan Istri Tewas dalam Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Marsian: Habis Semua
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.