JAKARTA, KOMPAS.TV – Psikolog klinis, Liza Marielly Djaprie, mengatakan ketulusan permintaan maaf kelima terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, hanya diketahui oleh mereka sendiri. Namun, ketulusan tidak bisa berbohong.
Liza menilai permintaan maaf para terdakwa sebagai sesuatu yang wajar.
“Saya rasa dalam kondisi kayak gini, meminta maaf itu merupakan satu tindakan atau aksi yang sangat wajar,” kata Liza dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (27/1/2023).
“Ada satu hal yang sudah menyakiti satu pihak, banyak pihak bahkan, dan mereka melakukan permintaan maaf."
Walaupun ketulusan dari permintaan maaf para terdakwa tersebut hanya bisa diketahui oleh mereka sendiri, namun menurut Liza, orang bisa merasakan energinya.
Baca Juga: Mahfud MD ke Eliezer: Usai Buka Rahasia Kasus Ini, Kamu Jantan!
“Tapi, apakah itu tulus atau tidak, hanya hati mereka yang tahu. Tidak ada yang benar-benar bisa mengukur ketulusan itu, tapi kita bisa merasakan energi tersebut.”
“Tapi kita bisa melihat, apakah setelah itu masih menyalahkan, atau dibuat sesingkat mungkin, atau dibuat panjang berdrama sehingga orang males dengarnya, itu semua akan terasa,” tuturnya.
Menurutnya, orang bisa melihat dan merasakan perbedaan antara permintaan maaf Richard Eliezer dan terdakwa lainnya.
“Kita bisa melihat permintaan maaf yang berbeda dari terdakwa lain dibanding Richard Eliezer, dan sekali lagi, ketulusan itu nggak bisa bohong.”
Sebelumnya Kompas.TV memberitakan, pengacara keluarga Brigadir J, Martin Simanjuntak, menyebut pihak keluarga merasa pleidoi para terdakwa kasus pembunuhan Yosua, kecuali Richard Eliezer, tidak sesuai harapan.
Martin mengatakan, sesungguhnya keluarga Yosua berharap ada pengakuan bersalah dari Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal atas kematian putra mereka.
“Keinginan keluarga adalah agar para terdakwa mengakui kesalahannya dan juga mau beranggung jawab atas apa yang dilakukan,” ungkap Martin kepada Kompas TV, Kamis (26/1).
Baca Juga: Mantan Jaksa: Tuntutan Eliezer Terlalu Berat, Tuntutan Putri yang Harusnya Sama dengan Sambo!
“Keluarga tidak sependapat dengan apa yang disampaikan para terdakwa, kecuali Richard Eliezer,” lanjutnya.
Martin mengatakan keluarga Yosua sudah satu hati dengan Eliezer tentang segala yang ia akui selama proses persidangan.
Keluarga Yosua menilai hanya Eliezer yang mengakui kesalahannya atas kematian Brigadir J dan yang mulai membongkar skenario Ferdy Sambo.
“Keluarga korban sudah satu hati dengan Richard dan sudah memberikan permaafan,” ungkap Martin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.