JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri cerita, dirinya kerap menangis jika bicara atau bertemu dengan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. Padahal, kata dia, inginnya tertawa saja.
Tapi, kata Mega, ia tidak tega ketika ditelepon Risma dan bicara soal masih banyaknya orang miskin di Indonesia.
Ia bahkan beberapa kali menangis karena melihat kesengsaraan yang masih ada di sekitar kita.
"Bu Risma kalau bilang telepon saya, saya kira bisa tertawa. Nangis malah, saya juga perempuan kok," cerita Mega saat pidato di HUT ke-50 PDIP, Selasa (10/1/2022) diikuti dari Breaking News Kompas TV.
"Buk itu piye, itu okeh men yang soro (Bagaimaa Ibu Mega, banyak sekali orang yang kesusahan). Saya yo nangis to, banyak kesusahan," lanjut Mega.
Baca Juga: Megawati Sengaja Tak Undang Parpol Lain di Ultah ke-50: Saya Ingin Tahu Pasukan PDIP Ada atau Tidak
Lantas Mega cerita, di sejumlah kota besar masih banyak orang kesusahan di kolong-kolong jembatan.
Secara spesifik, dalam pidato Megawati itu, ia menyebut di Jakarta masih banyak yang kesusahan hingga Mega ikut bersedih.
"(Kata Risma) Buk, yang di kolong jembatan, lihatin. Mereka itu tolong dong, diangkat. Ditaruh di tempat sewajar. Ini di Jakarta banyak," katanya.
Lantas, ia menyuruh kader PDIP dari Jakarta berdiri.
Presiden ke-5 RI itu lantas menyuruh para kader PDIP agar punya rasa iba dan simpati, serta menolong rakyat di level bawah.
"Kalian itu tidak punya rasa iba ya," katanya.
Lantas, ia bersuara lantang mengingatkan para kader PDIP harus keluar jika ingin memperkaya diri dan melupakan rakyat.
"Yang dipikir bagaimana saya mau kaya, saya mau jadi ini. Terus itu untuk berkuasa. Maaf, hormat dari PDIP, tidak ada gunanya (jadi kader PDIP). Tidak ada guna," ujarnya.
Baca Juga: Suara Lantang Megawati jika Kader PDIP Langgar Aturan: Pecat, Jangan Bikin Tangan Ibu Buat Itu
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.