JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi sebagian orang yang menargetkan resolusi kesehatan saat Tahun Baru terkadang mengalami kendala.
Peristiwa ini pun dapat dialami oleh orang yang hidup dengan penyakit kronis serta disabilitas.
Kebanyakan hal ini didasari karena mereka tidak memiliki waktu atau tenaga untuk mengubah pola hidup.
Meski begitu ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan resolusi Tahun Baru.
Berikut beberapa di antaranya seperti dikutip dari laman Health via Antara Senin (2/1/2023).
Di tahun baru, seseorang mendengar lebih banyak tentang tujuan profesional yang ingin dicapai orang.
Hal ini dapat menyebabkan orang itu bersikap keras pada diri sendiri, terutama jika tiba-tiba menghadapi gejala baru atau gejala yang memburuk dan menyita waktu.
“Sangat sulit, terutama dengan penyakit kronis di masa dewasa muda untuk membandingkan diri dengan orang lain,” kata Pendiri dan direktur eksekutif Generation Patient yang hidup dengan kolitis ulserativa Sneha Dave, Senin (2/1/2023), dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan seseorang berada di garis waktunya sendiri, dan tidak ada yang seharusnya membuat dia merasa tertinggal.
Baca Juga: PPKM Berakhir, Jokowi Belum Cabut Status Kedaruratan Kesehatan: Pandemi Belum Usai
Salah satu resolusi yang dapat membantu orang dengan penyakit kronis dan disabilitas untuk menjaga diri mereka sendiri adalah dengan mengingat makan siang.
Makan siang dapat menjadi momen untuk melepaskan diri sejenak dari pekerjaan dan memeriksa diri.
Kehidupan orang dengan penyakit kronis serta disabilitas dapat terlihat berbeda, sehingga orang yang berbeda memiliki tujuan kesehatan yang berbeda pula.
Advokat pasien rheumatoid arthritis Eileen Davidson mengatakan, apabila suatu tujuan terlalu sulit pada saat ini, orang selalu dapat membuatnya menjadi sesuatu yang diselesaikan pada tahun 2024.
“Jika kita melakukan segalanya dengan benar, dan tidak membiarkan rasa bersalah itu membatasi kemampuan kita untuk mencapai tujuan kita, maka bisa diselesaikan pada 2024,” Eileen Davidson, advokat pasien rheumatoid arthritis.
Mengelilingi diri dengan teman sebaya dan penyedia layanan kesehatan yang mendukung sangat membantu saat hidup dengan penyakit kronis atau disabilitas.
“Jika Anda memiliki dokter yang tidak percaya pada Anda, mungkin Anda akan menemukan waktu dan energi di tahun depan untuk menggantikannya dengan seseorang yang mendengarkan Anda dan memusatkan perhatian Anda,” kata Rebecca Cokley dari Ford Foundation’s US Disability Rights Program Officer.
Berurusan dengan gejala yang membuat frustrasi bisa membuat seseorang merasa kesepian.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menjalin hubungan dengan orang lain yang hidup dengan penyakit kronis dan disabilitas.
“Salah satu hal yang paling kuat bagiku, yang tidak aku sadari sampai setelahnya, adalah dukungan teman (dengan kondisi serupa), temukan komunitas," kata Dave.
Dukungan dapat ditemukan di banyak tempat berbeda, termasuk dari sekedar menemukan orang yang disukai di platform media sosial seperti Twitter atau Instagram.
Baca Juga: Menkes: PeduliLindungi Dikembangkan Seiring Pencabutan PPKM, Bakal Jadi Bank Data Kesehatan Individu
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.