JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai, kasus mutilasi di Bekasi tidak akan sulit diungkap oleh pihak kepolisian.
Pasalnya, seluruh potongan tubuh korban terkumpul di dalam satu tempat, yakni indekos terduga pelaku.
"Tidak sulit karena seluruh penanda tubuh, seluruh bagian tubuh korban ada di dalam box, maka akan dengan mudah dicocokkan dengan data-data antemortem, atau data-data sebelum korban meninggal yang ditemukan pada pakaian, atau sudah ada keluarga korban yang melapor," kata Adrianus di Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (2/1/2023).
"Ketika potongan tubuh terkumpul dalam satu lokasi, terduga pelaku juga ditemukan, maka hal ini tidak akan sulit diungkap polisi," imbuhnya.
Ia juga meyakini bahwa pengakuan pelaku sudah sangat mudah digali oleh polisi karena ia tidak lagi melarikan diri.
"Polisi bisa mengejar pada bagaimana keputusan mutilasi dan proses-proses mutilasi dilakukan," terangnya.
Menurut dosen Departemen Kriminologi UI itu, pelaku mutilasi di Bekasi sedang dalam keadaan yang kacau dan memiliki banyak masalah.
Baca Juga: Kasus Mutilasi di Bekasi, Kriminolog Sebut Pelaku Tidak Lagi Melihat Korban Sebagai Manusia
Sebelum memutilasi, ia memastikan, pelaku membunuh korban terlebih dahulu.
"Memang pertama terjadi pembunuhan dulu baru terjadi mutilasi," ujarnya.
Menurut dia, ada dua pilihan di dalam diri pelaku pembunuhan, yakni melarikan diri atau menghilangkan korban.
"Yang bersangkutan memilih cara kedua, tapi tidak buru-buru mengebumikan jenazah, sehingga terungkap kejahatan itu," ujarnya.
Selain itu, menurut Adrian, pelaku telah nyaman berada di lingkungan tempat ia memutilasi korban.
"Yang pasti dia sudah nyaman di lokasi itu, dia tahu situasinya, dan yang pasti itu dilakukan di kamar mandi, di mana air yang bercampur darah itu larut dan tidak diketahui warga, itu mengapa dia memutilasi korban di kamar mandi," jelasnya.
Baca Juga: Kasus Mutilasi Wanita di Bekasi, Terduga Pelaku Hampir Kabur Kendarai Mobil dengan Perempuan Lain
Terkait dugaan penggunaan gergaji listrik dalam memutilasi korban, ia mengatakan, pelaku mutilasi biasanya menggunakan alat yang dekat dengan dirinya.
"Berbagai kasus mutilasi memang, soal pilihan mutilasinya, bagaimana pelaku memotongnya itu memang ada kaitannya dengan kedekatan dia dengan senjata atau alat tersebut," jelasnya.
Kepada pemilik kontrakan, terduga pelaku berinisial MEL mengaku bekerja sebagai kontraktor perumahan kecil di dekat tempat itu.
"Mungkin ada kaitannya bahwa yang bersangkutan bekerja sebagai kontraktor bangunan, sehingga terbiasa dengan gergaji listrik tersebut," ujar Adrianus.
Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Direkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan tim dokter forensik Rumah Sakit Polri untuk mengetahui identitas perempuan yang dimutilasi di Bekasi itu.
Baca Juga: Terduga Pelaku Mutilasi Perempuan di Bekasi Ditangkap Polisi setelah Sempat Melarikan Diri
Eks Kapolres Metro Jakarta Pusat itu mengatakan, hasil tes DNA perempuan korban mutilasi di Bekasi tersebut akan ditindaklanjuti dan dicocokkan dengan identitas yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Apakah benar jenazah yang ada di dua kontainer ini cocok dengan identitas yang ada temukan di TKP," ungkap Hengki, Sabtu (31/12/2022).
Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik sementara, korban dimutilasi oleh pelaku menggunakan gergaji mesin. Sebab, terdapat permukaan kasar dan tidak rata di sejumlah potongan tubuh korban.
Hengki menegaskan, kepolisian akan mengusut kasus mutilasi di Bekasi itu dengan mengedepankan scientific crime investigation (investigasi kriminal berbasis ilmiah).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.