Kompas TV nasional politik

Alasan IDI Tolak RUU Kesehatan Omnibus Law: Tak Transparan hingga Ada Upaya Liberasisasi Kesehatan

Kompas.tv - 29 November 2022, 01:05 WIB
alasan-idi-tolak-ruu-kesehatan-omnibus-law-tak-transparan-hingga-ada-upaya-liberasisasi-kesehatan
Ilustrasi dokter (Sumber: ipopba)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan menolak pembahasan Rancangan Undang-Undang Kesehatan Omnibus Law atau RUU Kesehatan.

Juru Bicara Pengurus Besar IDI, dr Mahesa Pranadipa Maikel, membeberkan sejumlah alasan yang membuat IDI menolak RUU Kesehatan tersebut.

Baca Juga: Tolak Omnibus Law, KSPI Bakal Lakukan Aksi Lagi di kantor Gubernur DKI Jakarta Besok 10 November

Pertama, kata Mahesa, IDI menilai lahirnya regulasi atau undang-undang harus mengikuti prosedur yang terjadi yaitu terbuka kepada masyarakat.

"Pertama adalah proses terbitnya sebuah regulasi dalam hal ini undang-undang. Harus mengikuti prosedur yaitu terbuka transparan kepada masyarakat," kata Mahesa saat ditemui dalam aksi tolak RUU Kesehatan Omnibus Law di Senayan, seperti dilansir Tribunnews.com, Senin (28/11/2022).

Sementara dalam pembahasan RUU Kesehatan Omnibus Law di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pihaknya dan sejumlah organisasi profesi kedokteran menilai proses yang dilakukan melalui program legislasi nasional (Prolegnas) terkesan sembunyi-sembunyi, tertutup dan terburu-buru.

Selain itu, Mahesa menilai sikap pemerintah pun seolah tertutup. Hal itu membuat masyarakat tidak mengetahui apa agenda utama dalam pembahasan RUU Kesehatan Omnibus Law.

Baca Juga: Aturan Migrasi Siaran TV Analog ke Digital di dalam Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law

Kedua, lanjut Mahesa, organisasi profesi kedokteran melihat ada upaya liberalisasi dan kapitalisasi kesehatan melalui RUU Kesehatan Omnibus Law.

Menurut Mahesa, jika pelayanan kesehatan dibebaskan tanpa kendali dan memerhatikan mutunya, maka akan menjadi ancaman terhadap seluruh rakyat.

"Anda dan saya tidak ingin pelayanan kesehatan ke depan dilayani tidak bermutu, karena taruhannya adalah keselamatan dan kesehatan," ujar Mahesa.




Sumber : Tribunnews.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x