Selanjutnya, Arisandi juga belum dapat memastikan mengenai coretan itu apakah dilakukan dari dalam hati Aipda HR lalu dilampiaskan ke dinding Polres Luwu.
Sebab, kata dia, Aipda HR masih dalam penanganan oleh dokter kejiwaan. Arisandi mengeklaim pihaknya terbuka untuk proses lebih lanjut terkait tudingan Aipda HR tersebut.
"Saya enggak tahu soal pemicu. Itu yang bisa jelaskan mungkin dokter, apa pemicunya," ujar Arisandi.
"Tapi, terlepas dari benar tidaknya tulisan itu, kami Polres Luwu terbuka untuk itu. Kalau memang ada pelayanan yang tidak pas, tidak sesuai ketentuan, kami terbuka untuk itu."
Baca Juga: Kapolri Perintahkan Kadiv Propam hingga Kapolda Usut soal Coretan Sarang Pungli di Mapolres Luwu
Namun, kata Arisandi, berdasarkan cerita teman-temannya, puncaknya adalah pada saat ayahnya meninggal karena Covid-19.
Dari titik awal itu setelah kehilangan orangtuanya, kata dia, Aipda HR mungkin mulai depresi karena sangat dekat dengan kedua orangtuanya.
Sementara terkait kepribadian Aipda HR, Arisandi menyebut yang bersangkutan baik. Meskipun, sebelumnya saat di penjagaan Aipda HR pernah memukuli temannya.
Karena ulahnya itu, Aipda HR kemudian dipindahkan ke bagian Urusan Kedokteran dan Kesehatan Polres Luwu biar punya waktu dan bisa istirahat.
Baca Juga: Polisi di Luwu Coret Dinding Mapolres dengan Tulisan Sarang Pungli, Diduga Gangguan Jiwa
Adapun peristiwa Aipda HR mencoret dinding Polres Luwu berlangsung cepat meski ada penjagaan. Sebab, yang bersangkutan polisi jadi bisa masuk dari pintu mana pun.
Sebelumnya, Kepala Polda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Nana Sudjana, telah membesuk Aipda HR di RSUD Dadi.
Dari rekam medis tahun 2021, bersangkutan sudah beberapa kali berobat terkait dengan kejiwaan dan terakhir berobat di RSUD Batara Guru pada 16-22 Februari 2022. Hasil pemeriksaan HR didiagnosa psikotik akut.
Baca Juga: Kapolri Lantik 9 Kapolda Baru, Termasuk Pengganti Teddy Minahasa dan Nico Afinta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.