Hal ini disimpulkan setelah Kemenkes berdiskusi dengan tim dari Gambia, di mana negara tersebut juga memiliki kasus serupa.
Setidaknya ada 69 anak-anak di Gambia yang meninggal dunia akibat mengonsumsi obat batuk produksi India yang mengandung senyawa kimia tersebut.
Etilen glikol merupakan senyawa organik tak berwarna maupun berbau, dan berkonsistensi kental layaknya sirup pada suhu kamar.
Senyawa tersebut juga memiliki rasa yang manis dan seringkali digunakan untuk tambahan serat pada polyester, minyak rem, kosmetik, dan pelumas.
Baca Juga: Gangguan Gagal Ginjal Akut Misterius Serang Ratusan Anak Dugaan Awal Keracunan Obat
Mulai dari batuk, pilek, diare, muntah, serta demam. Sementara gejala lanjutannya adalah air seni/urine yang sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil (BAK).
"Dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut karena tidak terdeteksi dalam darah. Dugaan mengarah ke intoksikasi (keracunan)," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dikutip dari Kompas.com.
Kasus ini menjadi perhatian serius karena ada tambahan kasus di bulan Oktober 2022.
Hingga 11 Oktober 2022, sebanyak 40 anak ditemukan menderita gangguan ginjal akut misterius itu.
Untuk menanggulangi hal ini, Kemenkes melakukan koordinasi dengan ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang sebelumnya melakukan investigasi kasus di Gambia.
Saat ini, Kemenkes juga sudah membentuk tim yang terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Baca Juga: Waspada Gagal Ginjal Akut Misterius Pada Anak, Gejala Awal Demam, Muntah Hingga Diare!
Sumber : Kompas TV/Antara/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.