Kompas TV nasional peristiwa

Gara-Gara Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Indonesia Harus Siap Kena Sanksi FIFA

Kompas.tv - 2 Oktober 2022, 22:36 WIB
gara-gara-kericuhan-di-stadion-kanjuruhan-indonesia-harus-siap-kena-sanksi-fifa
Suporter sepak bola memasuki lapangan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). (Sumber: AP Photo/Yudha Prabowo)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia harus siap dan menerima apabila FIFA menjatuhkan sanksi usai kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam yang mengakibatkan 131 orang meninggal dunia.

Hal ini diungkapkan pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo, dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).

Anton menjelaskan, sanksi juga pernah diterima Inggris seusai tragedi Heysel pada 1985 yang kemudian membuat timnas negara itu tidak boleh tampil di kancah internasional selama 5 tahun.

Momen tersebut kemudian dimanfaatkan Inggris untuk berbenah agar hal serupa tidak terulang lagi.

Inilah, kata dia, yang juga harus dilakukan Indonesia apabila mendapatkan sanksi dari FIFA.

"Kalau kita mendapatkan sanksi dari FIFA, ya harus menerima. Kalau misalnya sanksi harus absen di level internasional untuk tim nasional atau tim kelompok umur, ya kita harus terima," kata pria yang akrab disapa Bung Joy itu.

"Inggris pun sehabis tragedi Heysel dikucilkan dari Eropa. Dan setelah itu Inggris betul-betul berbenah, bukan cuma kasus dari hooligans, tapi dengan mitigasi di lapangan mereka siap."

Baca Juga: Anton Sanjoyo: Kericuhan di Stadion Kanjuruhan karena Pembiaran yang Dilakukan PSSI


"Jadi rasanya, jika FIFA memberikan sanksi dan pemerintah juga harus menanggung sanksi itu, kita harus menerima sebagai bangsa, kita harus berbesar hati. Kita punya banyak kesalahan dalam membangun sepak bola," pungkasnya.

Seperti yang diketahui, sepak bola Indonesia berduka usai terjadinya kericuhan di Stadion Kanjuruhan setelah berakhirnya pertandingan Liga 1 antara Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) kemarin.

Akibatnya, 131 orang meninggal dunia karena mengalami sesak napas akibat dari gas air mata serta terinjak-injak saat berdesakan keluar dari Stadion Kanjuruhan.

Angka tersebut berdasarkan data yang dikutip dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak per Minggu (2/10/2022) pukul 14.52 WIB.

Adapun menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jumlah korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang.

Pada tahap awal, kata Kapolri Listyo, tim Disaster Victim Identification (DVI) telah bekerja untuk memastikan identitas korban meninggal dunia.

"Tadi hasil verifikasi terakhir, terkonfirmasi jumlahnya 125, karena (sebelumnya -red) ada yang tercatat ganda," kata Listyo dalam konferensi pers di Stadion Kanjuruhan, Minggu.

Dengan korban jiwa sebanyak itu, tragedi Kanjuruhan pun menyita perhatian dunia dengan AFC dan FIFA juga menyatakan keprihatinannya.

Klub-klub di Eropa juga berbondong-bondong mengirimkan ucapan belasungkawa.

Usai kericuhan ini, PSSI dan PT LIB memutuskan untuk menghentikan sementara kompetisi Liga 1 selama sepekan. 

Baca Juga: Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Pengamat: Ini karena PSSI Tidak Pernah Mendidik soal Sportivitas




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x