JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan bahwa ada 43,9 persen anak muda merasa belum memiliki kebebasan dalam mengkritik pemerintah.
“Jadi menurut asumsi kami, salah satu faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya kepuasan publik terhadap praktik demokrasi adalah belum terbukanya, belum tingginya anak muda yang merasa bebas dalam menyampaikan kritik terhadap pemerintahan,” kata Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes dalam rilis survei CSIS, Senin (26/9/2022).
Survei yang dilakukan pada 8-13 Agustus 2022 lalu ini menyasar pemilih muda berusia 17-39 tahun sebagai responden.
Survei diikuti oleh 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Setelah proses kendali mutu, ada 1.192 data yang valid dari total jumlah responden.
Baca Juga: AHY Soroti Masalah Demokrasi di Indonesia, Singgung Politik Uang hingga Takut Bersuara
Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa terdapat penurunan dukungan terhadap demokrasi jika dibandingkan pada tahun 2018. Penurunan ini ada di indikator "sistem politik yang ada tidak berpengaruh apa pun", tahun 2018 di angka 18,6 persen, sementara tahun 2022 hanya 10 persen.
Selanjutnya, mayoritas responden berdasarkan survei itu puas terhadap demokrasi. Sebanyak 35,9 persen responden mengaku tidak puas dan 2,1 persen tidak menjawab.
CSIS menilai menurunnya dukungan demokrasi dari anak muda pada rentang usia tersebut karena kurangnya kebebasan menyampaikan kritik kepada pemerintah.
Kebebasan mengkritik pemerintah itu menjadi satu dari enam indikator kebebasan sipil yang digunakan CSIS dalam surveinya. Lima indikator lainnya adalah kebebasan dalam menyampaikan pendapat di muka publik; kebebasan pers; kebebasan berekspresi di ruang publik; kebebasan dalam berserikat, berkumpul dan berorganisasi; serta kebebasan akademik.
Arya menjelaskan bahwa kebebasan sipil ini berpengaruh terhadap penurunan dukungan dan ketidakpuasan terhadap demokrasi. “Yang membuat penurunan dukungan anak muda terhadap demokrasi itu adalah soal kebebasan sipil kita. Kami menguji beberapa indikator, umumnya relatif baik,” kata Arya.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Demokrasi Indonesia Tak Sehat karena Banyak Kepala Daerah Terpilih Berkat Cukong
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.