JAKARTA, KOMPAS.TV- Pahlawan dari Bandung Selatan, Otto Iskandar Dinata, merupakan satu dari beberapa pahlawan nasional dan pejabat negara yang tak memiliki makam. Bukan hanya itu, bahkan kematiannya pun masih merupakan teka-teki sampai sekarang.
Otto Iskandar Dinata menjadi Pahlawan Nasional Indonesia sejak ditetapkan 6 November 1973. Dia lahir di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, 31 Maret 1887.
Sebelum meninggal pada 20 Desember 1945, Otto sempat aktif di berbagai organisasi seperti Boedi Oetomo—bahkan menjadi wakil ketua—cabang Pekalongan dan aktif di Paguyuban Pasundan.
Tokoh yang juga wajahnya terdapat pada uang pecahan Rp20.000 cetakan tahun 2004 ini juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Baca Juga: Sam Ratulangi, Doktor Matematika Pahlawan Nasional dari Minahasa
Dalam sidang PPKI inilah Otto menunjuk Sukarno dan Moh Hatta sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Dalam sidang tersebutlah para peserta sidang menyepakati usulan tersebut secara aklamasi.
Kematiannya di usia republik yang masih muda, baru berumur empat bulan, terjadi ketika Indonesia belum benar-benar mandiri. Bahkan, pasukan kolonial masih bercokol.
Otto adalah pahlawan nasional yang nasibnya sangat malang. Dia dibunuh di Pantai Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945, serta jasadnya tak pernah ditemukan sampai sekarang. Misteri pembunuhan Menteri Negara di awal proklamasi ini, tak terungkap sampai sekarang. Mungkin inilah kasus pembunuhan pejabat negara yang pertama dan paling misterius.
Dikutip dari buku "Otto Iskandar Dinata, Riwayat Hidup dan Perjuangannya" disusun oleh Sutrisno Kutojo dan Mardanas Safwan, Otto adalah anggota dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, pada 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang yang mengesahkan Undang-undang Dasar 1945.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.