JAKARTA, KOMPAS.TV — Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan seorang pria yang melakukan onani di transportasi umum.
Pelaku berhasil ditangkap pihak keamanan di Halte Grogol, Jakarta Barat, saat sedang menggunakan layanan Transjakarta. Dari foto yang beredar, diduga pria tersebut pernah melakukan tindakan yang sama di KRL.
Lantaran meresahkan dan mengganggu keamanan juga kenyamanan pelanggan, saat ini pelaku telah ditahan di Polres Jakarta Selatan.
Guna mengetahui motif perbuatannya, polisi menjadwalkan akan segera melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku.
Menanggapi kejadian itu, Psikolog PKU Muhammadiyah Surakarta Moordiningsih mengatakan perbuatan yang dilakukan pelaku bisa mengarah pada eksibisionisme.
"Kemungkinan besar eksibisionisme, itu kalo dia memiliki keinginan untuk menampakkannya di muka umum," kata Moordiningsih saat dihubungi KOMPAS.TV, Senin (11/7/2022).
Sebelumnya, kejadian memamerkan organ vital di tempat umum pernah terjadi di Yogyakarta.
Baca Juga: Onani Tak Patut Dilakukan Apalagi di Bulan Puasa, Berikut Penjelasan Para Ulama
Melansir Kompas.com, setelah proses pemeriksaan, psikolog yang didatangkan oleh pihak kepolisian pun menyatakan bahwa sang pelaku menderita kelainan psikologis yang bernama eksibisionisme.
Eksibisionisme adalah gangguan mental yang membuat penderitanya senang mengekspos alat kelamin agar bisa bersemangat secara seksual atau memiliki keinginan yang kuat mendapat perhatian orang lain selama aktivitas seksual.
Dokter biasanya mendiagnosis gangguan eksibisionis ketika penderitanya merasa sangat tertekan atau mereka telah bertindak atas desakan diri sendiri dan membuat orang lain tak nyaman.
Eksibisionisme adalah salah satu bentuk parafilia. Parafilia adalah gangguan emosional yang ditandai dengan adanya fantasi atau dorongan tertentu agar bisa bergairah secara seksual.
Penderita eksibisionisme kerap mengekspos alat kelamin mereka ke orang lain dan merasa sangat bersemangat saat melakukannya.
Bagi sebagian orang, eksibisionisme muncul dalam bentuk keinginan yang kuat untuk membuat orang lain menonton tindakan seksual mereka.
Bahkan, menurut Psikolog Klinis dan Hipnoterapis dari Smart Mind Center Consulting, Alexandra G Adeline, mengatakan, pengidap eksibisionisme biasanya cenderung lebih senang divideokan. Sebab, dengan direkam dengan video, pelaku eksibisionisme merasa diperhatikan.
"Dia malah senang kalau divideo, bahkan kita responsnya takut. Karena dia emang suka kalau kita merespons," ujar Alexandra kepada Kompas.com, seperti dikutip Senin (11/7).
Baca Juga: Siskaeee Dapat Penghasilan Rp2 Miliar dari Aksi Pamer Alat Vital, Ekshibisionis atau Prostitusi?
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.