Belakangan, petani menyadari bahwa tanah justru menjadi lebih subur setelah embun upas berlalu.
"Kalau keterangan dari petani sendiri, memang ketika terkena embun upas, itu bisa menyebabkan gagal panen. Tapi pasca-itu, mereka mendapatkan nilai lebih. Panen berikutnya biasanya melipat," kata Sri Utami, Rabu (6/7/2021).
Harian Kompas, 9 Agustus 2019 mengungkap, para petani di Dieng menilai fenomena embun upas sebagai proses sterilisasi alam.
Sejumlah petani mengamati, setelah terserang embun upas, masa tanam berikutnya panen kentang yang dihasilkan bisa berlipat ganda. Sebab, bakteri dan hama penyerang kentang ikut mati akibat dinginnya embun es.
Di sisi lain, fenomena alam tersebut mengundang para wisatawan mendatangi kawasan yang tertetak di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo itu.
Pada 25 Juli 2020, Sri Utami menyebut, tak kurang dari 1.200 orang wisatawan berkunjung ke Dieng untuk menikmati hamparan embun upas dalam sehari.
Wisatawan dapat menjumpai embun upas di kompleks Candi Arjuna, lapangan sekitar Candi Arjuna, dan Dharmasala.
Dataran Tinggi Dieng atau Dieng Plateu telah menjadi tujuan wisata nomor dua di Jawa Tengah, setelah candi Borobudur.
Baca Juga: Beberapa Objek Wisata Dieng Sudah Dibuka dengan Prokes Ketat, Ratusan Wisatawan Mulai Berdatangan
Mengutip dari Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia, obyek wisata yang sering dikunjungi di Dieng, di antaranya beberapa kawah aktif (salah satunya Kawah Sikidang), Telaga Warna dan Pengilon, Goa Semar, serta mata air Sungai Serayu.
Selain itu, ada juga situs-situs candi Hindu seperti Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Sembadra, dan Candi Gatotkaca.
Bukit Sikunir juga menjadi salah satu spot favorit untuk menikmati matahari terbit yang dijuluki sebagai Golden Sunrise.
Sumber : Kompas TV, berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.