JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik Islam dari The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin menilai hasil survey Litbang Kompas bulan Juni 2022 ini soal partai islam yang suaranya tidak beranjak naik, bisa jadi peringatan dini.
Bahkan, kata dia, jika pemilu dilakukan pada hari ini, berdasarkan survey tersebut, maka partai Islam ini berpotensi untuk gagal menempatkan kadernya di DPR.
“Survei terbaru Litbang Kompas (Juni 2022) menunjukan elektabilitas partai Islam tak beranjak naik, bahkan cenderung menurun,” papar Hanif kepada KOMPAS.TV (21/6/2022).
Ia pun menyebut, survei dari Litbang Kompas ini seperti meneguhkan survey sebelummya yang menyebut hal yang sama, yakni penurunan atau bisa dikatakan stagnan untuk partai-partai berbasiskan Islam ini.
Partai Islam itu, menurut Hanif adalah PPP, PAN, Gelora, Partai Ummat dan PBB.
“Hasil survei Litbang Kompas tidak jauh beda dengan hasil survei Charta Politica yang diadakan awal Juni 2022, menempatkan elektabilitas 5 partai Islam (PPP, PAN, Partai Gelora, Partai Ummat, dan PBB) berada di bawah ambang batas Parliamentary Threshold (4 persen). Data-data ini perlu menjadi early warning (peringatan dini) bagi partai,” paparnya.
“Andai pemilu diadakan saat ini, maka kelima partai Islam tersebut gagal menempatkan kadernya di DPR RI,” sambungnya.
Ia pun menyebut soal kepercayaan masyarakat yang dinilainya menurun pada partai Islam tersebut.
“Dengan kata lain, kelima partai tersebut tidak dipercayai masyarakat untuk menjadi saluran aspirasi politik. Dua partai lainnya, PKB dan PKS tetap tidak naik. Masih bertahan di 6 besar tapi juga tidak signfikan,” ungkapnya
Baca Juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Partai Islam Tak Beranjak Naik, Cenderung Turun
Baca Juga: Partai Gelora Dianggap Bikin Ketar-ketir PKS dan Partai Islam Lain, Ini Sebabnya
Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, partai-partai Islam merujuk pada Survey Litbang Kompas mengalami penurunan atau stagnansi.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya, menunjukkan angka elektabilitas 5,4 persen.
Bahkan PKS, jika dibandingkan dengan hasil survei pada Januari lalu, yakni 6,8 persen, elektabilitas PKS menunjukkan penurunan.
PKB pun mengalami hal serupa yang cenderung turun meski kecil.
Pada Januari lalu, PKB meraup 5,5 persen sedangkan survey kali ini menjadi 5,4 persen.
Penurunan elektabilitas juga terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dari 2,8 persen pada survei Januari lalu, menjadi 2,0 persen pada Juni 2022.
Hanya Partai Amanat Nasional (pan) yang naik dari 2,5 persen (Januari) menjadi 3,6 persen (Juni).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.