"Harapannya kuat agar bangsa Indonesia tetap utuh serta para elite negeri menjadi negarawan," jelas Haedar.
Baca Juga: Salah Satu Pesan Buya Syafii Maarif untuk Hadapi Krisis di Tanah Air: Cintailah Bangsa dengan Tulus
Senada, Guru Besar Purnawaktu Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno, atau biasa disapa Romo Magnis menilai Buya Syafii Maarif sebagai tokoh muslim positif, kritis, dan terbuka.
"Dia merupakan sosok manusia muslim yang tidak hanya saya kagumi, tetapi (juga) banyak membuka mata," kata Magnis.
Ia juga menganggap Buya Syafii Maarif memperlihatkan bahwa agama Islam yang benar adalah sesuatu yang positif yang mendukung, memberi semangat, bisa bicara dengan agama lain, dan memberi rasa aman.
"Buya mewujudkan keagamaan itu tidak untuk menggeser semua hal yang lain," imbuh Magniz.
Dia menegaskan, Buya Syafii merupakan sosok Pancasilais yang sebenarnya.
"Dia kritis untuk membantu untuk memperbaiki, kritis juga untuk menolak segala bentuk kezaliman yang muncul dalam pakaian agama atau pakaian kebaikan, yang kita sebut kemunafikan," kata Magnis dalam diskusi daring bertajuk 'Mengenang Warisan Buya Syafii Maarif', Senin (30/5).
Baca Juga: Mengenang Buya Syafii Maarif, Rikard Bagun : Beliau Selalu Risaukan Soal Keadilan Sosial & Korupsi
Menurut Magniz, bangsa Indonesia yang majemuk membutuhkan orang seperti Buya Syafii Maarif yang memiliki nilai-nilai keagamaan sendiri, tetapi mampu terbuka dan menerima perbedaan.
"Kita di Indonesia yang mengalami kemajemukan justru memerlukan orang seperti Buya yang mampu mempunyai keyakinan keagamaan nilai-nilai sendiri, tetapi di dalam hal itu semua terbuka, maka bisa menerima perbedaan, maka mereka menjadi toleran," tutur Magniz.
Sumber : Kompas TV, muhammadiyah.or.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.