JAKARTA, KOMPAS.TV – Kemacetan panjang yang terjadi menyebabkan pemudik harus menempuh waktu 12 jam untuk perjalanan Semarang-Jakarta.
Seorang pemudik, Putri Syahtari yang menemani suaminya pulang ke Semarang merasakan kemacetan lebih dari 12 jam saat akan kembali ke Jakarta.
"Mau nangis, kapok banget jam 15.00 WIB keluar dari Semarang. Jam 23.00 WIB masih di KM 141 Cipali," kata Putri saat dihubungi, Jumat (6/5/2022).
Putri mengaku memantau kemacetan melalui aplikasi Google Maps yang menunjukkan antrean kemacetan sepanjang 30 km.
Menurut dia, kemacetan terjadi akibat banyaknya pengendara yang beristirahat di pinggir tol.
"Mungkin saking kelelahan perjalanan jauh dari Jawa Timur. Padahal normalnya Jakarta-Semarang ditempuh hanya 5 jam sekarang ada Trans Jawa," ucap Putri.
Baca Juga: Perjalanan Jogja-Semarang Makan Waktu 11 Jam, Pemudik Kapok dan Pilih Naik Kereta untuk Tahun Depan
Putri mengatakan dirinya baru tiba di Jakarta pukul 05.00 WIB itu pun tanpa berhenti.
Bukan hanya Putri, Dewi Ayu, seorang warga Bekasi, mengeluhkan lamanya perjalanan Jogja-Semarang. Ia mengaku harus menempuhnya dalam waktu 11 jam.
Ia menuturkan, beberapa rest area tutup karena telah melewati batas tampung kendaraan.
"Mau tidak mau keluar dari tol cari SPBU sekalian isi bensin. Lumayan banyak yang keluar lewat jalur arteri baru masuk lagi tol Cipali," ungkapnya.
Karena membawa balita, Dewi mengaku lebih memilih jalur non-tol yang tersedia banyak rumah makan dan toilet umum.
"Persoalannya kalau bawa anak-anak nanti lagi di tengah macet-macetan pengin buang hajat," tutur Dewi.
Akibat kemacetan yang dialaminya di masa mudik Lebaran tahun ini, ia berencana menggunakan transportasi kereta api pada tahun depan untuk menghindari macet.
Berkaitan dengan penggunaan bahu jalan sebagai tempat istirahat, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, mengingatkan bahwa tempat itu bukan untuk beristirahat.
Menurutnya, kepolisian menerapkan buka-tutup rest area saat penerapan sistem satu arah atau one way dari gerbang tol Kalikangkung Km 414 sampai KM 47 Tol Cikampek pada Jumat (6/5/2022).
"Ya betul buka tutup rest area diterapkan untuk manajemen rest area," kata Dedi saat dikonfirmasi, Jumat (6/5).
Menurutnya, buka-tutup rest area bakal diberlakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang berujung kemacetan.
Nantinya, lanjut dia, pihaknya akan mengerahkan personel untuk mengamankan rest area. Karena itu, lanjut Dedi, pengendara diimbau agar tertib dalam berlalu lintas.
"Tim urai untuk menjaga agar masyarakat tidak berhenti di tempat-tempat yang membahayakan dan rawan timbulkan kemacetan," pungkasnya.
PT Jasamarga Related Business (JMRB) selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk. yang mengelola Rest Area Travoy mengimbau para pengguna jalan untuk menuju rest area selanjutnya atau mencari tempat istirahat alternatif di jalur arteri.
Baca Juga: Penumpang di Terminal Purboyo Membeludak saat Arus Balik, Harus Berebut Masuk ke Dalam Bus!
General Manager Perencanaan dan Pengendalian Operasional PT JMRB Meta Herlina Puspitaningtyas mengatakan, ada beberapa tempat istirahat atau SPBU alternatif di jalur arteri yang lokasinya dekat dengan gerbang tol.
"Kami mengimbau dan memohon kerja sama dari para pengguna jalan untuk menuju tempat istirahat alternatif, jika rest area tengah menerapkan sistem rekayasa buka/tutup," jelas Meta.
Sumber : Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.