JAKARTA, KOMPAS.TV - Dunia memperingati Hari Bumi tanggal 22 April setiap tahunnya untuk membagikan kesadaran akan isu-isu lingkungan, hingga dampak perubahan iklim.
Tema Hari Bumi 2022 kali ini adalah 'Invest in Our Planet' atau Investasi di Planet Kita.
Dengan ini, diharapkan manusia dapat menjaga bumi dan melindungi kesehatan, keluarga serta mata pencaharian.
"Bumi adalah satu-satunya dunia, sejauh ini, yang diketahui memiliki kehidupan. Tidak ada tempat lain, setidaknya sampai beberapa waktu ke depan, yang bisa dijadikan tempat tinggal. Ada yang bisa kita kunjungi, tetapi belum ada yang bisa kita tinggali. Suka atau tidak, untuk saat ini, Bumi adalah satu-satunya tempat kita hidup."
Seperti itulah bunyi pidato Carl Sagan, di Universitas Cornell, 13 Oktober 1994 dengan tajuk 'Titik Biru Pucat' untuk menggambarkan Bumi di antara luasanya kosmik.
Baca Juga: Google Doodle Hari Bumi: Dampak Perubahan Iklim yang Mengkhawatirkan di 4 Sudut Bumi
Pidato tersebut patut direnungkan kembali di Hari Bumi 2022 ini, bahwa planet kita hingga saat ini masih menjadi satu-satunya rumah bagi manusia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya untuk menjaganya.
Lantas, bagaimana sejarah Hari Bumi hingga bisa diperingati secara internasional setiap 22 April?
Melansir ugm.ac.id, Hari Bumi pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kesadaran manusia terhadap planet bumi.
Senator Amerika Serikat (AS) Gaylord Nelson yang pertama kali mengusulkan adanya Hari Bumi pada tahun 1970.
Nelson juga merupakan seorang pengajar di bidang disiplin ilmu lingkungan hidup, karena itulah ia peka terhadap perkembangan planet Bumi.
Tanggal 22 April sebenarnya bertepatan dengan waktu musim semi di daerah Northern Hemisphere pada belahan Bumi utara dan waktu musim gugur pada belahan Bumi selatan.
Sumber : earthday.com, ugm.ac.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.