JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK) tidak berpuas diri dengan capaian dalam 2 dekade terakhir.
Pasalnya, tantangan-tantangan di masa depan akan semakin berat dan potensi kejahatan siber juga semakin meningkat.
Bahkan muncul berbagai modus dan bentuk-bentuk baru kejahatan pencucian uang serta pendanaan terorisme.
Demikian pernyataan Presiden Jokowi dalam Peringatan 20 Tahun Gerakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT), di Istana Negara, Senin (18/4/2022).
“Saya memahami pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme tidak bisa dilakukan oleh PPATK sendiri. Kita perlu bekerja keras bersama-sama untuk menjaga integritas dan stabilitas sistem perekonomian dan sistem keuangan kita,” ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, untuk mengoptimalkan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme diperlukan dukungan dari semua pihak.
Baca Juga: PPATK Punya Data Jutaan Politikus, Pergerakan Dana Kampanye untuk Pemilu 2024 Bakal Dipantau
Baik instansi pemerintah, industri keuangan, dan seluruh masyarakat.
“Kita perlu membangun sinergi untuk memastikan penegakan hukum yang berkeadilan, meningkatkan upaya penyelamatan, upaya pengembalian, dan pemulihan keuangan negara,” katanya.
“Memberikan kepastian hukum kepada para investor baik yang ada di dalam maupun luar negeri dan membangun sistem Indonesia yang lebih kuat, terintegritas, dan berkelanjutan,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.