17 Desember 2006 gempa M 6,0 mengguncang dan membuat tujuh orang meninggal, 100 orang luka-luka, dan 680 rumah rusak.
Setahun berselang pada 6 Maret 2007, setidaknya 67 orang meninggal dunia dan 826 luka-luka akibat gempa M 6,3.
Lalu pada 13 September 2007 gempa berkekuatan 7,1 menyebabkan 25 meninggal dunia, 161 luka-luka, dan lebih dari 56 ribu bangunan rusak. Gempa berkekuatan 7,0 kembali mengguncang pada 25 Februari 2008.
16 Agustus 2009, gempa M 6,9 menyebabkan gelombang tsunami dan membuat sembilan orang luka-luka.
Lalu gempa lebih besar terjadi pada 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6 membuat 1.100 meninggal dunia, 2.181 luka-luka, dan 2.650 bangunan rusak serta menyebabkan tsunami.
Pada 2010, 2014, 2017 kembali terjadi gempa dengan masing-masing magnitudo M 6,0, M 5,0, M 5,5, dan M 6,2.
Pada 2017 terjadi dua kali gempa, yakni M 5,5 pada 14 Juli dan M 6,2 pada 1 September.
"Jadi, segmen Mentawai ini nampaknya segmen yang aktif, terjadi beberapa kali gempa yang tercatat, dan hari ini terjadi di segmen Mentawai, tapi bagian Siberut," kata dia.
Menurut dia, para pakar gempa telah memperhitungkan apabila segmen Megathrust bergerak skenario terburuknya dapat mencapai M 8,9.
"8,9 itu adalah perkiraan magnitudo yang dapat terjadi berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran," pungkasnya.
Baca Juga: Gempa Nias Selatan Magnitudo 6,7 Terjadi di Zona Megathrust, Ini Bahayanya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.