INDRAMAYU, KOMPAS.TV – Setelah sebelumnya sempat viral dari videonya yang meminta pertolongan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk diselamatkan, Rokaya (40), pekerja migran Indonesia, akhirnya kembali ke kampung halaman.
Warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tersebut merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terindikasi kuat menjadi korban perdagangan orang di Irak.
Melansir dari Kompas.id, Rokaya pulang setelah sepekan menjalani karantina di Jakarta sejak Minggu (2/1/2022).
Sebelumnya, Rokaya berada di penampungan agensi karena tidak lagi berada di rumah majikan.
Hal itu menurut penuturan dari Desty Puspa Mentari (29) yang adalah adik Rokaya bahwa kakaknya kembali ke rumah di Eretan, Kecamatan Kandanghaur, pada Kamis (13/1/2022) malam.
”Kami berterima kasih sekali kepada Pak Jokowi (Joko Widodo) dan semua pihak yang membantu proses kepulangan Rokaya,” ujar Desty, Jumat (14/1/2022), di Indramayu.
Dalam hal ini, Serikat Buruh Migran Indonesia, Kementerian Luar Negeri, dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia turut mendukung pemulangan Rokaya.
Baca Juga: Sakit dan Dipaksa Kerja, Rokaya Minta Tolong Presiden Agar Bisa Pulang ke Indonesia
Diketahiui, ibu dua anak ini terbang ke Irak pada Januari 2021 karena ditawari gaji besar dan terjerat utang dengan sponsor, yakni orang yang merekrutnya.
Awalnya, Rokaya dijanjikan bekerja di Singapura. Akan tetapi, karena negara itu masih menutup pintu untuk pekerja migran, ia pun dialihkan ke Irak.
Sebelumnya, Rokaya juga pernah mengadu nasib di Malaysia.
Dari pihak keluarganya pun tidak paham perusahaan yang mempekerjakan Rokaya, nama majikannya di Irak, dan kontrak kerjanya. Sekitar 10 bulan di sana, ia terus mengeluh sakit.
Istri nelayan ini kewalahan mengurus dua rumah bertingkat. Padahal, awalnya, ia diminta hanya mengurus orangtua dalam satu rumah.
Gaji yang ia terima juga hanya Rp 4 juta, separuh dari yang dijanjikan sponsor.
Rokaya yang tak tahan dengan kondisi itu lalu mengadu ke Presiden Joko Widodo. Videonya viral di media sosial September 2021.
Sambil menangis, ia menunjukkan bagian belakang lehernya yang sakit. Penglihatannya juga diselimuti bintik-bintik.
”Tolong, Pak Presiden. Minta tolong, pulangkan saya,” ucapnya kala itu.
”Sekarang, kondisi Bu Rokaya lumayan membaik, tetapi masih ada rasa tegang di kepala dan leher. Nanti, mau urus kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan untuk berobat di dokter saraf,” tutur Desty.
Desty mengatakan, Rokaya menerima uang dari gajinya selama tiga bulan yang belum dibayarkan.
”Jumlahnya saya enggak tahu pasti. Namun, uangnya sudah dipakai untuk beli tiket pulang. Kami berterima kasih juga karena pemerintah membantu membayar denda Bu Rokaya sekitar Rp 50 juta,” ungkapnya.
Indramayu termasuk kantong pekerja migran di Indonesia. Selama Januari hingga November 2021, BP2MI mencatat warga Indramayu yang merantau ke luar negeri sebanyak 4.785 orang.
Selama periode tersebut, BP2MI juga menerima 69 pengaduan terkait masalah pekerja migran.
Koordinator Advokasi SBMI Juwarih mendorong Kementerian Luar Negeri dan BP2MI menindaklanjuti kasus Rokaya yang diduga korban kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang.
Pihaknya pun telah melaporkan kasus tersebut ke Polres Indramayu.
”Jadi, memulangkan Bu Rokaya tidak cukup. Kasus ini pintu masuk untuk mencari pelaku agar ada efek jera bagi perekrut pekerja migran secara unprosedural,” ujarnya.
Baca Juga: BP2MI Akan Pulangkan Rokayah, TKI Pengirim Video Permohonan ke Jokowi
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.