Kompas TV nasional update corona

Ironi, WNI Belanja ke Luar Negeri tapi Memaksa Karantina Gratis di Wisma Atlet

Kompas.tv - 23 Desember 2021, 12:19 WIB
ironi-wni-belanja-ke-luar-negeri-tapi-memaksa-karantina-gratis-di-wisma-atlet
Ilustrasi: Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (Sumber: Antara)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono menyebut ada 50-60 wisatawan yang memaksa untuk dimasukkan ke Wisma Atlet per harinya. 

Untuk kemarin saja, Selasa (21/12/2021), lanjut Agus, ada 57 wisatawan yang akhirnya dimasukkan ke Wisma Atlet.

Para wisatawan dari luar negeri yang memaksa menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet beralasan tidak memiliki uang. 

"Alasannya uang, rata-rata itu (wisatawan minta karantina di Wisma Atlet) endak punya uang," kata Agus dalam rekam suara, Rabu (22/12/2021). 

Padahal, menurut Agus, mereka yang meminta untuk karantina secara gratis bertolak belakang dengan penampilannya atau latar belakang perjalanannya di luar negeri. 

"Dari segala penampilan glamor dan sebagainya, itu bisa ke luar negeri, jalan-jalan. Dilihat dari paspornya, dilihat dari penampilan, itu berhak (karantina) di hotel, bukan karantina di wisma," papar dia.

"Kalau menurut kami, melihat dengan kenyataan yang ada bisa ke luar negeri, harusnya bisa bayar hotel," terang Agus dilansir dari Kompas.com.

Pihak Agus pun tak memiliki solusi untuk wisatawan yang mengaku tidak memiliki duit dan meminta untuk karantina di Wisma Atlet.

Baca Juga: Apa Alasan Pejabat Eselon I dapat Dispensasi Karantina? Bagaimana Penerapan dan Pengawasannya?

Saat ditanya apakah diizinkannya para wisatawan untuk karantina di Wisma Atlet adalah bentuk pelonggaran, Agus membantahnya. 

Dia khawatir disebut arogan sehingga mengizinkan para wisatawan karantina di wisma. 

"Bukan ada kelonggaran. Mau tidak mau, apabila Mas itu kan bagaimana? Digitukan (tidak diizinkan karantina di Wisma Atlet) aja, saya dibilang tidak manusiawi. Nanti saya sebagai petugas dibilang arogan," terang Agus.

Karena tidak ada sulusi, pihak Agus mengaku terpaksa memasukkan penumpang dari luar negeri ke Wisma Atlet untuk menjalani karantina kesehatan dengan syaratnya, mereka ditempatkan di akhir antrean. 

"Yang bersangkutan (wisatawan) itu tidak berhak untuk (karantina) di wisma," ucap Agus dalam rekaman suara, Rabu (22/12/2021). 

"Saya memiliki antisipasinya. Dia saya sendirikan, saya kelompokkan, untuk mengikuti jalur setelah yang berhak ke wisma. Dia yang paling terakhir untuk saya kirim ke Wisma (Atlet)," sambung dia. 

Menurut dia, banyak wisatawan, terutama warga negara Indonesia (WNI), yang tak memahami aturan soal kelompok yang berhak menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet. 

Tak sedikit di antara mereka yang memaksa untuk dikarantina di Wisam Atlet. 

"Banyak wisatawan khususnya WNI yang tidak memahami siapa saja yang boleh ke wisma. Namun, dia memaksakan diri ke wisma," ujar Agus.

Padahal, dalam Ketentuan soal karantina kesehatan tersebut tercantum dalam surat edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2021.

Dalam aturan tersebut jelas, bahwa penumpang dari luar negeri yang bukan pekerja migran Indonesia, pelajar, atau aparatur sipil negara (ASN) diketahui wajib melakukan karantina kesehatan di hotel yang berbayar.

Baca Juga: Pemerintah Tambah Tiga Tempat Karantina bagi Pelaku Perjalanan Internasional, Ini Lokasinya




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x