"Jadi diharapkan akhir Desember 2021 bisa selesai. Jadi contohnya Sinovac, Sinovac, Sinovac, dibandingkan dengan Sinovac, Sinovac, Astrazeneca. Dibandingkan dengan Sinovac, Sinovac, Pfizer," paparnya.
Di sisi lain, penyuntikan booster ini sendiri masih menjadi kontroversi di internasional karena terjadi ketidakadilan jatah vaksin Covid-19.
Baca Juga: PERJUANGAN NAKES VAKSINASI WARGA TERPENCIL
“Ini sensitif, karena di dunia orang bilang masih banyak orang Afrika yang belum dapat, kenapa negara maju dikasih booster," jelas Menkes Budi.
Untuk itu, pemerintah mempertimbangkan dinamika dunia di mana salah satu kesepakatan vaksinasi booster adalah 50 persen populasi penduduk di suatu negara harus sudah menerima suntikan dosis kedua atau vaksin lengkap.
"Semua negara yang memulai booster itu dilakukan sesudah 50 persen dari penduduknya disuntik dua kali," katanya.
Di Indonesia, kata Budi, 50 persen vaksinasi dosis lengkap diperkirakan terealisasi pada Desember 2021.
"Hitung-hitungan kami kan di akhir Desember itu mungkin 59 persen kita bisa capai vaksin dua kali dan 80 persen sudah dapat vaksin pertama," ucap Budi
"Kami memperkirakan akan terjadi di bulan Desember, karena kalau terlalu cepat nanti kita akan dilihat sebagai negara yang tidak memperlihatkan itikad baik untuk kesamaan hak atas vaksin," imbuhnya.
Baca Juga: 10 Kondisi Anak Usia 6-11 Tahun yang Tidak Direkomendasikan Ikut Vaksin Covid-19
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.