KOMPAS.TV - Potensi penurunan hasil belajar para siswa di tengah pandemi harus diantisipasi bersama.
Langkah apa yang harus dioptimalkan agar Indonesia tidak kehilangan generasi penerus yang berkualitas?
Bupati Cianjur, Herman Suherman sangat terkejut saat mendapati seorang siswa kelas 4 SD yang tidak bisa membaca saat tengah melakukan sidak pembelajaran tatap muka.
Dari pengakuan pihak sekolah, hal ini terjadi akibat beragam faktor selama pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19 mulai dari minimnya fasiilitas di rumah serta kurangnya bimbingan dari orangtuanya.
Temuan kasus penurunan kualitas belajar siswa sangat mungkin terjadi di masa pandemi.
Bahkan, Bank Dunia memperkirakan penurunan hasil pembelajaran siswa di Indonesia akibat pandemi covid-19 sejak 2020 hingga 2021 mencapai 0,9-1,2 tahun pembelajaran.
Baca Juga: Mendikbud Ristek: Guru Sudah Vaksin Wajib Gelar PTM
Kondisi ini diperkirakan tidak hanya akan mempengaruhi daya saing pendidikan secara global, tapi juga mengakibatkan kerugian besar bagi masa depan Indonesia.
Bahkan secara perhitungan ekonomi, penurunan hasil pembelajaran atau learning loss, setara dengan 29% produk domestik bruto atau GDP Indonesia tahun 2020.
Mendikdbud Ristek, Nadiem Makarim mengakui potensi learning loss atau penurunan hasil belajar akibat pandemi pasti terjadi di banyak negara.
Nadiem menyebut hal ini salah satunya diantisipasi dengan memulai pembelajaran tatap muka secara terbatas. Kini 40% sekolah di Indonesia sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Penurunan hasil pembelajaran tak bisa dihindari akibat pandemi, namun hal ini harus segera diatasi agar Indonesia tidak kehilangan generasi penerus yang berkualitas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.