PALU, KOMPAS.TV- Ali Kalora, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso bersama rekannya Jaka Ramadhan alias Ikrima tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Madago Raya, Sabtu (18/9/2021) pukul 18.00 WITA.
Ada nama Rudy Sufahriadi, polisi berpangkat Irjen yang berada di balik tewasnya Ali Kalora lantaran Sang Jenderal adalah Komandan Satgas Madago Raya yang memimpin operasi perburuan kelompok teroris tersebut.
Belum genap sebulan Rudy Sufahriadi memimpin Satgas Madago Raya, atau tepatnya pada 25 Agustus 2021 seiring posisinya yang juga menjadi Kapolda Sulawesi Tengah.
Diketahui, operasi pengejaran Teroris Poso itu sudah berlangsung berlangsung beberapa tahun terakhir. Sandi operasinya sudah mengalami perubahan nama, mulai dari Operasi Camar Maleo, Operasi Tinombala hingga sekarang bernama Operasi Madago Raya. Sejumlah jenderal Polri pun sudah bergantian memimpin operasi tersebut.
Baca Juga: Jenazah Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Diotopsi di RS Bhayangkara Palu
Siapa Jenderal Rudy Sufahriadi?
Melansir TribunPalu, Minggu (19/9/2021), Rudy Sufahriadi mencetak sejarah dua kali jabat kapolda di Sulawesi Tengah. Dia sebelumnya meninggalkan Sulteng dengan pangkat bintang satu pada tahun 2018.
Lalu kembali menjabat Kapolda Sulteng di tahun 2021 menggantikan Kapolda Sulteng sebelumnya Irjen Pol Abdul Rahkaman Baso.
Sosoknya tinggi besar dan akrab disapa Rudy Gajah. Dia malang melintang di dunia pemberantasan terorisme. Dia pernah tergabung di Densus 88 Mabes Polri dan di BNPT.
Sulteng pun bukan daerah asing bagi Rudy Sufahriady. Dia sempat jadi Kapolres Poso pada 2005 dan sempat alami penembakan.
Kemudian pada 2016-2018 dia jadi Kapolda Sulteng. Dan kini, 2021, dia kembali ke Polda Sulteng.
Ia sempat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2007. Lalu, ia menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya pada 2007.
Baca Juga: Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora Tewas Saat Baku Tembak Dengan Satgas Madago Raya
Rudy kemudian diangkat menjadi Kapolres Metro Jakarta Utara pada 2009. Ia menjadi Perwira Menengah Densus 88 Anti-Teror Polri pada 2010.
Terlibat perburuan kelompok Santoso
Pada 2016 sampai 2018, dirinya menduduki jabatan sebagai Kapolda Sulawesi Tengah. Bahkan, ikut perburuan kelompok Santoso, yaitu Operasi Tinombala.
Operasi Tinombala ini merupakan operasi gabungan yang terdiri dari sejumlah pasukan elite dari Polri dan TNI. Hingga akhirnya, kelompok Santoso yang sembunyi di hutan belantara kawasan pegunungan di Poso itu bisa dilumpuhkan.
Jejaknya dalam menindak kasus terorisme makin dikenal publik saat menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
Ia memang sudah mengenal seluk beluk Poso sejak menjadi Kapolres Poso. Saat jadi Kapolres Poso, ia bahkan dikabarkan memang pernah jadi sasaran teroris.
Dia sempat menjadi sasaran tembak saat selesai salat subuh dari masjid. Untungnya ia sigap sehingga bisa lolos dari hantaman peluru yang ditembakkan.
Baca Juga: Round-Up Sorotan Berita: Ali Kalora Tewas Hingga Muhammad Kece Diduga Dianiaya Napoleon Bonaparte
Kesuksesannya di bidang terorisme pun membawa Rudy Sufahriadi menduduki jabatan strategis sebagai Kepala Korps Brimob Polri pada 2018.
Tahun berikutnya, ia pun diangkat menjadi asisten operasi Kapolri. Setelah itu Akpol Angkatan 1988 itu menjadi Kapolda Jabar pada 26 April 2019. Hingga akhirnya kembali menjadi Kapolda Sulawesi Tengah medio Agustus 2021 lalu.
Sumber : TribunPalu.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.