JAKARTA, KOMPAS.TV – Peningkatan jumlah pengunjung pusat perbelanjaan atau mal masih lambat meskipun telah diambil beberapa langkah untuk memberikan rasa aman kepada pengunjung. Sementara obyek-obyek wisata luar ruangan atau oudoor lebih ramai dikunjungi. Lalu apa yang menyebabkan hal tersebut?
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, hingga saat ini peningkatan jumlah pengunjung mal atau pusat perbelanjaan bergerak lamban.
Bahkan hingga kemarin, Minggu (12/9/2021), rata-rata kunjungan hanya mencapai 30 persen dari total kapasitas.
“Kami pedomannya sebelum pandemi, tahun 2019,” jelasnya dalam acara Sapa Indonesia Malam yang ditayangkan Kompas TV, Senin (13/9/2021).
Alphonzus menambahkan, penutupan pusat belanja bukan kali ini saja, dan pemerintah memberi pelonggarannya bertahap dan terbatas, bahkan awalnya tidak boleh dine in.
“Jadi pergerakannya lambat karena kunjungan bergerak seiring kelonggaran yang diberikan.”
Baca Juga: Pantai Pangandaran Membludak, Luhut Minta Pemda Setempat Patuhi Aturan PPKM
Aturan yang melarang anak-anak di bawah usia 12 tahun berkunjung ke pusat perbelanjaan, lanjutnya, juga menjadi penyebab lambatnya peningkatan jumlah kunjungan.
Keluarga yang memiliki anak memilih untuk berkunjung ke tempat-tempat yang tidak mewajibkan protokol penggunaan aplikasi Pedulilindungi.
Padahal protokol yang diterapkan, kata Alphonzus, membuat mal dan pusat perelanjaan menjadi lebih aman untuk pengunjung. Sebab mereka yang belum divaksinasi dan menunjukkan indikator warna hitam pada aplikasi, tidak diperkenankan masuk.
“Ini sekaligus mencegah mereka masuk sehingga bisa dikatakan bahwa pusat perbelanjaan jauh lebih aman dan jauh lebih sehat karena bisa mendeteksi,” tuturnya.
Saat ini, diakuinya, tempat wisata outdoor memang lebih banyak dikunjungi oleh warga yang ingin berlibur.
Sementara, Zulfikar Amir, Guru Besar Sosiologi Bencana NTU Singapura, menilai banyaknya pengunjung obyek wisata outdoor lebih disebabkan pada keyakinan masyarakat bahwa lokasi yang terbuka memiliki risiko penyebaran Covid-19 lebih rendah.
“Ada dua kemungkinan kenapa tempat wisata lebih ramai daripada shopping mall. Pertama mungkin masyarakat paham bahwa outdoor lebih aman daripada di pusat perbelanjaan,” ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.