Namun, Meutya dapat menerima jika TNI AD melakukan pemeriksaan penyakit yang ada pada alat kelamin, karena prajurit harus memiliki kesehatan yang prima. Tes yang sama itu juga harus berlaku bagi calon prajurit laki-laki.
“Tes keperawanan juga diskriminatif karena hanya berlaku bagi perempuan, tidak bagi laki-laki. Tes keperawanan itu seharusnya jadi ranah privat,” ujar Meutya.
Sebelumnya KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menyatakan TNI AD telah memperbaiki proses rekrutmen keanggotaan.
Perbaikan tersebut ada pada tahapan seleksi untuk masuk TNI AD. Karena perbaikan itu, kini sejumlah tes yang dianggap tak relevan ditiadakan.
Baca Juga: Raja Zulu Meninggal, Disebut Visioner dan Hidupkan Lagi Tradisi Tes Keperawanan
Beberapa tes yang dihapuskan oleh pihak TNI AD yakni terkait tes keperawanan dan serviks bagi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
Sebelum tes ini ditiadakan, kata Jenderal Andika, proses rekrutmen di Korps Kowad harus menjalani pemeriksaan inspeksi vagina dan serviks.
Tak hanya itu, bahkan sebelumnya proses seleksi juga dilakukan dengan pemeriksaan selaput dara. Namun demikian, hal itu kini tak lagi digunakan sebagai penilaian tes.
"Hymen atau selaput dara tadinya juga merupakan satu penilaian, apakah hymen utuh atau ruptur sebagian atau ruptur yang sampai habis. Tapi, sekarang tidak ada lagi," kata Andika Perkasa di Jakarta, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga: Wanita-wanita Hebat Penerbangan TNI AD | Cerita Militer (3)
Menurut Andika, tujuan dihapusnya tes keperawanan sebagai upaya untuk menyempurnakan materi yang lebih fokus pada kesehatan.
"Tujuan penyempurnaan materi seleksi itu lebih ke kesehatan, yang tidak berhubungan lagi dengan itu, tidak perlu lagi," ucap Andika.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.