JAKARTA, KOMPAS.TV – Rencana pemerintah mengeluarkan vaksin gotong royong berbayar mendapat reaksi dari organisasi kesehatan dunia (WHO).
Kepala Unit Program Imunisasi WHO, Dr Ann Lindstrand menilai vaksin berbayar akan menimbulkan masalah etika dan akses di tengah semua orang membutuhkan vaksin.
Lindstrand menambahkan keputusan untuk membuat vaksinasi berbayar tidak cukup kuat lantaran banyak negara mendapat jatah dosis vaksin Covid-19 melalui mekanisme kerja sama multilateral.
Baca Juga: Polemik Vaksinasi Corona Berbayar
Menurutnya pasokan dosis vaksin dari COVAX melalui kerja sama dengan badan UNICEF, WHO, dan lain-lain, memiliki akses vaksin yang gratis, hingga 20 persen dari populasi.
Dana dari program ini ditanggung melalui bank pembangunan multilateral, Bank Dunia, dan lembaga internasional lainnya.
“Yang penting di sini adalah bahwa setiap orang memiliki hak dan harus memiliki hak akses ke vaksin, ini terlepas dari masalah keuangan,” ujar Lindstrand saat jumpa pers, dikutip dari WHO.int, Kamis (15/7/2021).
Di kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Mike Ryan menilai Indonesia seharusnya dapat mengajukan vaksin melalui program COVAX agar dapat memenuhi kebutuhan vaksin bagi masyarakat.
Baca Juga: KPK Saran Kemenkes Batalkan Program Vaksinasi Berbayar, Ini Alasannya
Terlebih peningkatan kasus sebesar 44 persen selama sepekan terakhir dan peningkatan kematian sebesar 71 persen membuat Indonesia tengah menghadapi situasi sangat sulit.
Untuk itu penting melakukan kampanye vaksin gratis kepada masyarakat agar mengurangi risiko kematian dan kasus baru dari virus corona.
“Jadi intinya, vaksinasi gratis dalam kampanye melakukan imunisasi massal terutama kaum rentan dan tenaga kesehatan adalah rencananya (Indonesia)," ujar Ryan.
Baca Juga: Stok Vaksin Terbatas, Vaksinasi Anak Bandar Lampung Ditunda
Rencana vaksin berbayar ini untuk mempercepat target kekebalan kelompok di masyarakat. Vaksin berbayar ini masuk dalam vaksin gotong royong dengan PT Kimia Farma pihak penyedia vaksin.
Namun belakangan vaksin berbayar ini menunda program vaksin berbayar bagi individu. Program vaksin berbayar ini yang sejatinya berjalan pada Senin (12/7/2021).
Berdasarkan rencana awal, jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk vaksin berlatar sama seperti vaksin gotong-royong perusahaan, yaitu Sinopharm.
Harga beli vaksin dalam program vaksin gotong royong individu ini sebesar Rp321.660 untuk satu dosis.
Baca Juga: ICW Sebut BUMN dan Perusahaan Privat Berpotensi Untung Rp17,2 Triliun dari Vaksinasi Berbayar
Peserta vaksinasi juga akan dibebankan tarif pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis. Dengan demikian, setiap satu dosis penyuntikan vaksin peserta harus mengeluarkan Rp439.570.
Total pembayaran untuk satu orang dengan dua kali dosis vaksin yakni sebesar Rp879.140.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.