Kompas TV nasional kesehatan

Begini Skenario Terburuk Menkes Bila Kasus Covid-19 Terus Meningkat

Kompas.tv - 13 Juli 2021, 13:48 WIB
begini-skenario-terburuk-menkes-bila-kasus-covid-19-terus-meningkat
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (kanan) dengan berpakaian APD menyimak penjelasan dari salah seorang pegawai Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta, Minggu (11/7/2021). Menkes menyempatkan diri datang ke rumah sakit itu untuk menyemangati pasien Covid-19 yang dirawat serta para tenaga kesehatan (nakes). (Sumber: Dok. Kementerian Kesehatan)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pihaknya telah menyusun skenario terburuk bila kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan. Persiapan itu dilakukan jika jumlah keterisian rumah sakit meningkat sebanyak 30 persen dan 60 persen dari total sekarang. 

"Kami membuat skenario ke depan, lalu menghitung kira-kira berapa yang harus kita tambah kalau kasusnya memburuk 30 persen dan ini diupdate tiap minggu, kalau kasus memburuk 30 persen dan sangat memburuk 60 persen dari sekarang berapa kekurangan RS," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX secara virtual, Selasa (13/7/2021). 

Menurut dia, terdapat dua provinsi yang dinilai akan terjadi lonjakan kasus dalam dua minggu ke depan, yaitu Yogyakarta dan DKI Jakarta.

Baca Juga: Wagub DKI Tegaskan akan Ada Penyesuaian Anggaran Prioritas Penanganan Covid-19
 
"Paling berat dalam seminggu dua minggu ke depan kalau ada perburukan terus sebesar 30 persen atau kira-kira 2-3 persen per hari itu yang berat adalah Yogyakarta dan DKI Jakarta, karena akan kekurangan tempat tidur isolasi dan akan keurangan tempat tidur untuk ICU," ujarnya. 

Ia menyebut, cara penanganan antara Yogyakartan dan Jakarta itu ditangani secara berbeda. Namun, kedua daerah tersebut memiliki jumlah tempat tidur cadangan yang banyak, sehingga dirinya cukup percaya diri pasien Covid-19 bisa tertangani secara baik.

"Kamar tempat tidur di Yogya sebenarnya ada 8.200, yang isolasi mungkin 2.500 sekarang terisi 2.400 jadi kelihatan tinggi. tetapi yogya masih bisa mengkonversi dari 8.200 additional 2.000 deh dipindahkan," ujarnya.

Ia mengaku telah meminta seluruh tenaga kesehatan di Yogyakarta untuk bisa mempriotaskan penanganan pasien Covid-19. 

"Saya udah sampaikan ke teman-teman di RS Jogja untuk tolong kita lebih disiplin, sekarang kan pasien Covid-19 lagi naik, dikasihkan dulu ke pasien covid-19. Karena begitu naik ke 4000 tekanna BORnya naik dari 91%, jadi 60%," kata dia.

Baca Juga: Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19, Pemkot Gorontalo Batal Buka Sekolah

Sementara itu, terkait wilayah Ibu Kota, pemerintah sudah melakukan konversi rumah sakit besar di daerah untuk khusus menangani Covid-19. Contohnya, sebagaimana yang sudah dilakukan pada RS Fatmawati, RS Persahabatan, dan RS Sulianti Saroso. 

"Kita bikin 100 persen untuk covid. Jadi itu ada tambahan mendekati 1000 kamar, itu yang perlu dilakukan di rumah sakit kota lain kalau BOR-nya sudah makin tinggi dan disertai konversi yang sudah di atas 50 atau 60 persen," katanya.

Ia menambahkan, strategi lain yang sudah disiapkan pemerintah adalah menambah rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat. Di mana pihaknya sudah menganalisa syarat tempat untuk dijadikan rumah sakit lapangan dan rumah sakit daruat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Ini Strategi Ridwan Kamil Kurangi Pasien Rawat Inap RS di Jabar

"Kita bekerja sama dengan BUMN juga di Wisma Haji itu ada satu gedung yang kita pakai untuk ICU, itu bisa lebih dari 100. Jadi totalnya mungkin 900-1000 tempat tidur ada di Wisma Haji, itu sudah kami bereskan dalam waktu 4-5 hari," kata Budi.




Sumber : KOMPASTV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x