JAKARTA, KOMPAS TV - Berembus isu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan disandingkan dengan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang. Dipreridksi, keduanya akan mendapatkan karpet merah dari jajaran partai koalisi sekarang pendukung pemerintah.
"Sepertinya mereka ada harapan kemungkinan duet kembali. Di (Pilpres) 2024 ini tidak ada nama yang begitu menjulang dan cukup dominan untuk memenangi pertarungan. Pada saat yang bersamaan kecenderungan partai politik kita itu cenderung diatur dan mudah dikendalikan, terutama oleh PDIP yang kemudian mendapatkan dukungan penuh dari Gerindra," kata Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno kepada Kompas TV, Rabu (9/6/2021).
Baca Juga: Megawati-Prabowo Didorong Maju Pilpres 2024, Relawan: Pemilu 2009 Lalu Kesuksesan yang Tertunda
Ia menyebut, untuk menyandingkan kedua tokoh politik ini amat mudah sekali, karena sekarang ini pengaruh PDIP dan Gerindra dalam koalisi pemerintah amat besar sekali.
"Semua partai koalisi nyaris tidak ada yang berani melawan koalisi PDIP. Kalau yang ikut menkonsolidasi itu presiden, gampang sekali untuk menduetkan dua orang ini," kata dia.
Menurut dia, bila duet itu benar menjadi kenyataan, maka hampir dipastikan mereka tak akan menemui jalan terjal untuk menggapai kemenangan dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Bisa saja tidak ada lawan berat kalau semua parpol dikondisikan," katanya.
Sebelumnya, Mantan Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo angkat bicara terkait isu rencana Ketua Umum Megawati Soekarnoputri disandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ia mengaku tak ingin memprediksi sesuatu yang belum pasti terjadi. Dirinya meminta publik untuk menunggu pengumuman dari Megawati ihwal sikap partai berlambang banteng moncong putih tersebut dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Enggak bisa berandai-andai. Tunggu tanggal mainnya aja," kata Tjahjo di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Ia menyebut, PDIP tak menutup diri untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya demi meraih kemenangan dalam pilpres nanti.
Baca Juga: Bambang Pacul Dipanggil Megawati, Bahas Rekaman Puan Maharani Maju Pilpres 2024?
"Zaman saya ketua timses Pak Jokowi, perlu gabungan partai yaitu Nasdem, perlu Hanura, kemarin ditambah banyak sekali. Kalau partai pede, mencukupi persyaratan, sah-sah saja. Kalau enggak cukup, bisa gabungan parpol," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.