Hanya masyarakat di wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah yang dapat memanfaatkan fenomena matahari di atas Kabah untuk mengecek arah kiblat shalat.
Hal ini sesuai pernyataan Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suaidi Ahadi.
2. Waktu
Waktu puncak matahari berada di atas Ka’bah berlangsung pukul 16.18 WIB atau 17.18 Waktu Indonesia Tengah (WITA).
Pengecekan arah kiblat dapat dilakukan selama 5 menit sebelum dan sesudah waktu puncak tersebut.
Baca Juga: Arab Saudi Batasi Penggunaan Pengeras Suara Masjid, Bagaimana dengan Indonesia?
Agar akurat, masyarakat harus mengecek waktu menggunakan jam atom BMKG yang dapat diakses di http://jam.bmkg.go.id atau http://ntp.bmkg.go.id.
3. Sinar Matahari
Pastikan sinar matahari cerah dan tidak tertutup awan. Hal ini agar bayangan dapat terlihat jelas untuk mengecek arah kiblat.
4. Alat Mengecek Arah Kiblat
Masyarakat mesti menggunakan patokan benda yang berdiri tegak lurus, seperti tiang atau dinding. Bisa pula menggunakan lot atau bandul.
Lalu, permukaan tanah atau lantai di sekitar harus betul-betul datar dan rata.
Kedua hal ini penting agar bayangan yang terbentuk akurat untuk mengecek arah kiblat shalat.
Cara Penentuan Arah Kiblat
1. Saat waktu menunjukkan pukul 16.18 WIB atau 17.18 Waktu Indonesia Tengah (WITA), amati bayangan tiang, bandul, dinding atau tongkat yang berdiri tegak.
Baca Juga: Alasan Arab Saudi Batasi Penggunaan Pengeras Suara Luar Hanya untuk Azan dan Ikamah
2. Tandai ujung bayangan.
3. Buat garis lurus dari ujung bayangan mengarah ke pusat bayangan, yaitu posisi benda yang menghasilkan bayangan, seperti tiang atau bandul.
4. Garis lurus dari ujung ke pusat bayangan ini menunjukkan arah kiblat shalat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.