KARAWANG, KOMPAS.TV- Ceceran minyak kembali muncul di perairan dan sejumlah pantai di Karawang akibat kebocoran pipa BZZA milik PT Pertamina, atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang.
Yang terdampak tentu masyarakat sebab tak hanya dampak tumpahan minyak itu, mereka juga harus menghadapi adanya abrasasi air laut yang terus mengancam pemukiman.
Wiwin misalnya. Wanita usia 50 tahun warga Dusun Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, ini harus kembali mencium bau minyak mentah lantaran efek dari tumpahan minyak.
Baca Juga: Pertamina Kebut Pembersihan Sisa Tumpahan Minyak di Pantai Karawang
Wiwin dan keluarganya juga belum lepas dari ancaman banjir rob. Rumah Wiwin dan Misong, suaminya menghadap Pantai Pisangan.
Jarak rumahnya dengan laut hanya dibatasi jalan selebar 1,5 meter yang juga mulai digerogoti abrasi. Sebagian rumah warga lainnya pun telah hancur karena banjir rob dan abrasi. Rumahnya sendiri sempat hancur dihantam gelombang rob beberapa tahun silam.
"Ini dekat banget laut, kalau pas awal sekitar delapan harian lalu. Ya, hitam lihat bibir pantai. Sampai sekarang juga masih bau, buat pusing. Gimana lagi, sudah kena banjir rob, sekarang bau minyak," ujar Wiwin, Rabu (28/4/2021).
Baca Juga: Minyak Pertamina Cemari Pesisir Karawang
Sejak tumpahan minyak mentah kembali muncul, ungkap Wiwin, suaminya Misong berhenti menjadi ojek pengangkut ikan. Sebab, nelayan di wilayah itu berhenti mencari ikan pasca minyak mentah dari pipa BZZA milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bocor.
"Si bapak ini cuma jaga warung sekarang. Biasanya juga ngojek ikan. Karena nelayannya enggak melaut pilih ngumpulin minyak, kalau si bapak enggak mau," ujar Wiwin.
Tak jauh dari kediaman Wiwin tampak berjajar karung dan plastik berisi pasir bercampur tumpahan minyak (oil spill). Ia menyebut beberapa di antaranya dikumpulkan oleh warga.
"Kalau warga inisiatif buat ngumpulin dahulu. Karena memang niatnya buat ngebersihin," ungkap Wiwin dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Pasca Pipa Minyak Pertamina Bocor, Nelayan di Karawang Rela Jadi Kuli Pembersih Limbah Minyak
Saat ini, tim PHE dengan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan baju hazmat tengah membersihkan sisa-sisa tumpahan minyak.
"Sudah tidak ada lagi ceceran minyak dan tim PHE juga terus melakukan finishing pembersihan," kata Manager External Communication & Stakeholder Pertamina Hulu Energi, Hermansyah, kepada KOMPAS TV, Rabu (28/04/2021).
Hermansyah menjelaskan, begitu mengetahui ada tumpahan minyak di perairan Karawang dan sampai ke pantai, timnya langsung bergerak ke sejumlah lokasi tumpahan minyak.
"Kami melakukan penanganan sesuai prosedur sebagai tindakan antisipasi sekaligus dalam menangani pembersihannya," ujar Hermansyah.
Baca Juga: Minyak Mentah Pertamina Cemari Pantai. Nelayan Beralih Profesi
Tim PHE juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk tidak melakukan pengambilan minyak tanpa menggunakan perlengkapan keamanan diri.
Seperti diketahui, pipa minyak Pertamina di laut Karawang mengalami kebocoran pada Rabu 21 April lalu. Lantaran proses pembersihan yang memerlukan waktu, tumpahan minyak pun sempat mengotori laut dan pantai di Karawang selama berhari-hari.
Tim PHE melakukan pembersihan dari laut hingga ke daratan. Untuk pembersihan di laut, PHE mengerahkan beberapa kapal, sedangkan pembersihan di pantai melibatkan nelayan dan masyarakat di pesisir pantai Karawang.
Selain itu, secara rutin PHE ONWJ juga melakukan flyover atau pemantauan dari udara untuk memetakan lokasi sisa tumpahan.
Baca Juga: Pipa Minyak Pertamina Bocor dan Cemari Ikan, Nelayan Merugi!
Saat ini, PHE Offshore North West Java (ONWJ) sudah kembali berjalan normal dengan mengalihkan alur minyak dari saluran pipa lainnya, sambil dilakukan perbaikan dan pengetesan sebelum kembali dialirkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.