JAKARTA, KOMPAS.TV- Pandemi Covid 19, memperparah kesenjangan bagi perempuan, baik dewasa maupun anak-anak. Salah-satunya: kehilangan pekerjaan.
Kesaksian ini diungkapkan oleh Aktifis Gerakan Peduli Perempuan Jember, Sri Sulistiyani.
Bersama Kelompok Pasar Kita dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jentera Perempuan Indonesia, Ibu Sulis demikian dia biasa disapa, mengaku menyaksikan banyak rekan-rekanya sesama perempuan yang terdampak pandemi.
“Banyak anggota komunitas kami kehilangan mata pencaharian," ucapnya.
Pembatasan kegiatan yang berkepanjangan telah menimbulkan tekanan dan kegelisahan bagi mereka. Padahal, mereka tidak memperoleh cukup dukungan psikologis.
Bagi mereka yang terkena dan telah sembuh dari Covid-19, mereka mendapat stigma buruk dari masyarakat, baik terhadap dirinya maupun keluarganya.
Menurut Ibu Sulis, banyak sekali “perempuan Indonesia tangguh” yang berjuang menghadapi pandemi Covid-19 seperti halnya di belahan lain dunia.
"Mereka berusaha sekuat tenaga, memutar otak untuk mencari solusi, dan tak malu atau gengsi untuk melakukan apa saja demi keluarga, yang penting dapur ngepul," tutur mantan guru matematika itu.
Salah satu contohnya, ada seorang ibu yang suaminya kehilangan pekerjaan sebagai pandai besi.
Dia menerima bantuan sosial dari organisasi dimana Ibu Sulis bergabung berupa sembako seperti beras, telur dan minyak goreng.
Sang ibu kemudian menumbuk berasnya menjadi tepung, kemudian mengolahnya dengan telur dan minyak goreng menjadi kue kering cipiran untuk dijual.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.