FLORES, KOMPAS. TV - Banjir bandang dan longsor melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4/2021) terpicu badai tropis Seroja. Namun, bukan kali ini saja badai mematikan melanda NTT.
Menurut Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, bencana banjir dan tanah longsor ini melanda hampir seluruh NTT.
“Dampak dari siklon tropis Seroja ini sangat besar sekali, karena hampir seluruh kebupaten yang ada di NTT ini terdampak. Tapi ekskalasinya ada yang ringan, sedang dan berat,” beber Josef, Senin (5/4/2021), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Rachel Vennya Rela Ngemper di Pesawat untuk Salurkan Donasi Korban Banjir dan Longsor NTT
Karena bencana ini, sebanyak 8.424 orang terpaksa mengungsi dan 1.962 rumah terdampak.
Seementara, pencarian korban banjir dan longsor di NTT terus berlanjut. Hingga Kamis (8/4/2021), korban jiwa akibat bencana ini mencapai 163 jiwa dan 45 orang masih dalam pencarian.
Bukan kali ini saja badai mematikan melanda NTT. Pada 1973 sebuah badai tanpa nama pernah menghantam Flores, tepatnya tanggal 29 April.
Mengutip Kompas.id, angin topan melanda Pulau Flores dan pulau-pulau lainnya sekitar pukul 09.00 WITA.
“Badai topan ini mengangkat air laut hingga menggelombang tinggi dan memecah puluhan meter di darat. Perahu-perahu yang kebetulan berlayar disana hancur berkepingan, pepohonan bertumbangan, dan 1.800 rumah penduduk merata tanah, selebihnya rusak berat,” demikian arsip harian Kompas pada edisi 29 April 1973.
Baca Juga: Ditemukan Alasan Kota Pertama Dunia Hancur 4.000 Tahun Lalu, Populasi Berlebih dan Perubahan Iklim
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.