JAKARTA, KOMPAS.TV- Hubungan yang tidak pernah membaik antara dua mantan presiden (Megawati Soekarnoputeri dan Susilo Bambang Yudhoyono) terus berlanjut. Kali ini pemicunya adalah saat Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021). Pacitan adalah Kabupaten tempat SBY, demikian sapaan presiden ke-6, lahir dan dibesarkan.
Anggota Partai Demokrat Rachland Nashidik mengungkapkan bahwa pembangunan waduk atau Bendungan Tukul sebenarnya molor dari jadwal yang sudah ditetapkan.
Tak tanggung-tanggung, molornya jadwal penyelesaian pembangunan bendungan tersebut bahkan sampai empat tahun lamanya.
Nah, Rachland menuding Jokowi merupakan sosok orang yang membuat proyek pembangunan Bendungan Tukul itu mangkrak begitu lama, sehingga baru diresmikan kemarin.
Baca Juga: Bendungan Tukul Dibangun Era SBY, Politikus Demokrat Sebut Molor 4 Tahun karena Jokowi
Rachland juga menyebut proyek Hambalang yang mangkrak. "Bisa diteruskan dan dijadikan fasilitas yang berbeda bagi kepentingan publik atau dibiarkan seperti sekarang. Semua terpulang pada niat baik. Atau niat buruk: sengaja untuk menista SBY. Mana yang benar?" kata Rachland melalui akun twitternya.
Tak tinggal diam, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyerang balik Partai Demokrat bahwa selama 10 tahun berkuasa, Presiden SBY berusaha membangun citra terdzolimi. “Jadi kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh Pak SBY telah dizolimi oleh Bu Mega ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzolimi dirinya sendiri demi politik pencitraan,” kata Hasto Kristiyanto kepada KompasTV, Rabu (17/2/2021).
Baca Juga: Jokowi Resmikan Bendungan Tukul di Kampung SBY, Pacitan
PDI Perjuangan menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat untuk menilai kebenaran di balik tuduhan Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah mengaku dizholimi oleh Megawati Soekarnoputri. Tapi, PDI Perjuangan yakin hanya kebenaran yang Berjaya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tukul dibangun sejak enam tahun lalu. Bendungan ini memakan biaya pembangunan sebesar Rp916 miliar.
Bendungan ini, kata Jokowi, memiliki peran yang sangat penting untuk pengendalian banjir, mengairi sawah, irigasi, dan penyedian air baku.
"Nanti kurang lebih 300 liter per detik. Tentu saja ini adalah untuk warganya Bapak Bupati Pacitan, dengan kapasitas tampung 8,7 juta meter kubik," ungkap Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.