JAKARTA, KOMPAS.TV - Perayaan Tahun Baru Imlek 2021 akan jatuh besok Jumat (12/2/2022). Masyarakat Tionghoa akan merayakannya dengan berbagai cara, salah satunya menghiasi rumah mereka dengan pernak-pernik khas yang didominasi warna merah.
Pernah-pernik Imlek sendiri biasanya berupa lampion, pemberian angpao, amplop berisi uang berwarna merah, hingga memakai baju tradisional yang juga berwarna merah.
Lantas, mengapa Imlek identik dengan warna merah?
Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto mengatakan bahwa warna merah berkaitan dengan akar budaya masyarakat Tionghoa yang hidup secara bertani.
Baca Juga: Kenapa Masyarakat China Memberikan Angpao Saat Tahun Baru Imlek? Begini Asal-usulnya
Berdasarkan riset yang dilakukannya, warna merah berasal dari simbol petir yang dilihat oleh petani saat hujan. Warna merah ini menandakan rasa bahagia saat memasuki musim panen.
"Di zaman dulu itu kan masyarakat sana itu pertanian. Nah, merah itu asalnya dari petir. Kalau ada petir itu kan hujan, artinya hujan itu kan panen, jadi bahagia. Jadi warna merah itu warna kebahagiaan," papar Dwi, seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (11/2/2021).
Berdasarkan asal-usul, Dwi lebih lanjut menjelaskan bahwa Imlek pada mulanya dirayakan saat pergantian musim. Meski demikian, ada yang meyakini bahwa Imlek adalah perayaan agama Konghucu.
Seiring berkembangnya zaman, kata Dwi, perayaan Imlek hampir seperti Idul Fitri, dimana semua orang turut merayakannya.
"Tapi sekarang dari perkembangan-perkembangannya, menjadi kebudayaan. Artinya seperti Idul Fitri itu, orang juta ikut merayakan, ikut beli baju, dan macam-macam lainnya," jelasnya.
Baca Juga: Kementerian PANRB Larang PNS Liburan Imlek, Ada Sanksi Ringan Hingga Berat
Versi lain alasan mengapa Imlek identik dengan warna merah adalah salah satu kepercayaan legenda mitologi yang beredar di masyarakat Tionghoa.
Legenda menyebutkan bahwa warna merah saat Imlek berkaitan dengan kepercayaan tentang seekor binatang buas bernama Nian yang meneror penduduk desa saat tahun baru. Nian dikisahkan akan memakan tanaman, ternak hingga anak-anak.
Makhluk yang berbentuk banteng berkepala singa tersebut diketahui takut dengan api, kebisingan dan warna merah.
Penduduk yang resah pun melawan Nian dengan tiga hal tersebut hingga Nian kalah. Sejak saat itu warna merah dianggap sebagai warna keberuntungan bagi semua orang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.