Ngiler Nasi Padang tapi Lagi Diet, Gimana Dong?

SOLO, KOMPAS.TV - Indonesia punya banyak kuliner lezat. Salah satunya adalah nasi padang. Lalu, bagaimana bila ingin makan nasi padang, tapi takut berat badan bertambah?

Nasi padang bisa tersaji dengan lauk daging sapi rendang, kari ikan, rebusan sayur, sambal, dan terong. Membayangkan sepiring nasi padang saja sudah membuat mulut banjir air liur.

Namun, bagaimana bila kita sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan? Apakah sesuap nasi padang saja dapat menggagalkan diet?

Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Primaya Hospital Tangerang dr. Yohan Samudra, Sp.GK punya saran soal itu. Mengutip Kompas,com, Yohan mengatakan orang yang sedang menjalani diet masih boleh makan nasi padang.

Baca Juga: Urutan Diet Terbaik di Tahun 2021, Diet Mediterania Juaranya

Namun, hal itu harus memerhatikan batas kalori harian.

"Tidak langsung menggagalkan dietnya," kata Yohan, dikutip dari Kompas.com.

Keberhasilan diet berkaitan dengan jumlah total kalori harian dan mingguan. Bila seseorang mengonsumsi makanan dan minuman dengan kalori melewati batas, berat badan akan naik.

Nasi padang memang memiliki kalori dan lemak jenuh yang banyak. Karena itu, orang yang sedang menjalani diet perlu membatasi jumlahnya untuk menjaga berat badan.

"Nasi padang yang dibungkus bisa sampai 800-900 kalori, sedangkan yang di piring (makan di tempat) sekitar 600-700 kalori," jelas Yohan.

Bagi yang menjalani diet, Yohan memberi saran untuk membatasi kalori nasi padang sekitar 500 kalori. Untuk mendapat kalori ini, Yohan menganjurkan porsi nasi sebesar kepalan tangan.

Baca Juga: Pernah 74 Kilogram, Ini Rahasia Diet Chef Renatta Turunkan Berat Badan

Yohan juga menyarankan untuk memilih lauk ayam atau ikan panggang. Orang yang sedang diet mesti menghindari lauk gorengan atau bersantan.

Sayur berupa daun singkong dan mentimun juga baik untuk mendapatkan gizi tambahan pada sepiring nasi padang.

Bila tetap ingin makan nasi padang menggunakan kuah, Yohan menganjurkan membatasi kuah hanya menjadi dua sampai tiga sendok makan.

Terakhir, Dokter Yohan berpesan, menu makan bergizi seimbang yang rendah lemah jenuk, gula dan garam tetapi lebih baik dan sehat saat menjalani diet.