JAKARTA, KOMPAS.TV- Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali yang tidak berdampak pada penurunan kasus Covid-19, disebabkan kebijakan setengah hati.
"PPKM tak berdampak. Kebijakan yg tidak tegas dalam implementasi & tujuan objektifnya. Peningkatan kasus sudah tidak bisa ditekan dengan kebijakan setengah hati," tulis Pandu lewat akun twitternya @drpriono1, Senin (1/2/2021).
Dampak dari peningkatan kasus tersebut, kini klaster penyebaran
Baca Juga: Jokowi Anggap PPKM Tak Berjalan Efektif, Wakil Ketua DPR: Pemerintah Harus Waspadai Libur Panjang
makin mengerucut ke lingkungan terkecil yaitu keluarga.
"Lingkaran Penularan kian mengerucut ke lingkungan terkecil, keluarga, aktivitas jejaring aktivitas masyarakat. @Jokowi," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa PPKM yang selama ini berjalan tidak efektif menekan angka penularan Covid-19. "Esensi dari PPKM ini kan membatasi mobilitas, tetapi yang saya lihat di implementasinya ini kita tidak tegas dan tidak konsisten," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Bogor, Jumat (29/1/2011).
Jokowi menekankan agar seluruh pihak yang terlibat dalam PPKM untuk turun langsung ke lapangan. Hal itu untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan.
Antara lain dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Baca Juga: Tim Satgas Covid-19 Garut Kembali Hentikan Adu Tangkas Domba
Jokowi juga mengungkapkan kekecewaannya atas sektor ekonomi yang menjadi korban dalam penanganan Covid-19.
"Hati-hati ini turun. Ada PPKM ekonomi turun sebetulnya tidak apa-apa asal Covidnya juga turun, tapi (ini) tidak," katanya.
Jokowi meminta agar pembuatan kebijakan melibatkan epidemiolog. Sehingga kebijakan yang diambil dapat efektif dalam menangani pandemi Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.