JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku kapok menggunakan data Kemenkes untuk menerapkan strategi vaksinasi.
Menkes beralasan data yang dimiliki Kementerian Kesehatan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
"Saya akan perbaiki strategi vaksinasinya. Supaya tidak salah atau bagaimana. Saya sudah kapok, saya tidak mau lagi memakai data Kemenkes," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin, Jumat (22/1/2021), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Berharap 1 Tahun Vaksinasi Covid-19 Selesai
Budi mengatakan, dirinya pernah diberi data jumlah puskesmas dan rumah sakit berdasarkan pendataan Kemenkes.
Data tersebut menyebutkan, jumlah puskesmas dan rumah sakit cukup untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 secara nasional.
Menkes kemudian memastikan dengan melakukan penelusuran data sarana kesehatan, mulai dari tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota.
Ternyata terungkap, sarana kesehatan yang ada tidak mencukupi.
"Itu 60 persen, tidak cukup. Karena kalau di Bandung yang RS dan puskesmas penuh (jumlahnya banyak) pasti bisa. Tetapi begitu di Puncak Jaya, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, baru 3.000 hari atau 8 tahun (vaksinasi selesai)," tukas Budi Gunadi.
Baca Juga: Inilah Syarat Penerima Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19
Selanjutnya Menkes akan memakai data KPU. Alasannya, KPU baru saja menggelar Pilkada 2020, sehingga data yang dimilikinya masih aktual dengan kondisi masyarakat di daerah.
"Saya ambil datanya KPU. Sudahlah itu KPU manual kemarin baru pemilihan (Pilkada). Itu kayaknya yang paling current. Ambil data KPU base-nya untuk masyarakat," jelas Menkes.
"Jadi sekarang saya sudah lihat by kabupaten/kota strategi vaksinasinya. Maka kami akan perbaiki strateginya," tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.