JAKARTA, KOMPAS.TV- Muktamar IX Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya memilih Suharso Monoarfa secara musyawarah mufakat, di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/12/2020).
Suharso yang juga duduk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Kepala Bappenas), mengajak semua kader memenangkan partai ka'bah ini agar bisa lolos ambang batas parlemen di pemilu 2024 mendatang.
Tapi bagaimana meraih kemenangan di tengah suasana persaingan partai politik yang demikian ketat? Politisi PPP yang juga Wakil Ketua Steering Committee (SC) muktamar Syaifulah Tamliha menyebutkan, mereka akan gunakan metode penggalangan massa yang disesuaikan dengan zaman.
Baca Juga: Terpilih Aklamasi, Ketua Umum Suharso Monoarfa Bertekad Kembalikan Kejayaan PPP
"Kami akan menggunakan metode penggalangan massa pendukung yang disesuaikan dengan zaman sekarang, yang semula secara klasik akan dikombinasi dengan cara lain yang lebih elegan, seperti telah memulainya dengan mempelopori Muktamar PPP ke 9 dengan cara virtual," kata Syaifulah kepada Kompas TV, Minggu (20/12/2020).
Menurut anggota Komisi I DPR ini, penggalangan massa virtual dilakukan saat muktamar, yang dibagi ke dalam sembilan zona wilayah dengan pusat kegiatan di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Alhamdulilah, kami memecahkan rekor MURI dengan kriteria jumlah peserta virtual dalam sejarah peradaban baru dunia. Terbesar pada saat terjadinya pandemi Covod-19 yang melanda dunia," ujar politisi asal Kalimantan Selatan ini bangga.
Partai ka'bah ini juga berjanji tidak akan meninggalkan pemilih tradisionalnya yang selama ini menjadi pendukung utama PPP, yang biasanya tersebar di pedesaan.
Baca Juga: Tak Ada Lawan, Menteri Suharso Monoarfa Jadi Ketua Umum PPP Secara Musyawarah Mufakat
Sebelumnya, Suharso mengajak semua kader mengenai kenangan PPP ketika masuk tiga besar Pemilu 1999 lalu, dibawah PDI-Perjuangan, dan Partai Golkar. Ketika itu PPP meraih 58 kursi dengan total jumlah rakyat 11.329.905.
Namun, kejayaan PPP surut dalam pemilu 2019. Posisi PPP berada di titik terendah di parlemen dengan perolehan suara 4,52 persen.
Bahkan PPP berada di bawah tiga partai Islam lainnya. PKB berada posisi keempat dengan 9,69 persen suara, PKS di posisi keenam dengan 8,21 persen suara, serta PAN di posisi kedelapan dengan 6,84 persen suara.
Baca Juga: Target Ketum PPP Suharso Monoarfa dalam Pemilu 2024 Lebih dari 11 Juta Suara
Ironisnya, PPP adalah partai Islam tertua di Indonesi pasca fusi alias penggabungan partai politik di awal Orde Baru.
"Kita wujudkan impian mengembalikan kegemilangan PPP. Insyaallah PPP lolos Parliamentary Threshold (PT), kita kembali ke masa jaya," ujar Suharso saat memberikan pidato kemenangan, Jumat malam (19/12/2020).
"Mari kita kumpulkan kelebihan masing-masing, kebolehan, dan kearifan. Kita satukan untuk menangkan pemilu 2024." katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.