JAKARTA, KOMPAS.TV – Nyeri dada sering kali dikaitkan dengan serangan jantung. Namun, tidak semua nyeri dada menandakan gangguan jantung.
Memahami perbedaan antara nyeri dada karena jantung dan yang bukan dapat membantu menentukan apakah seseorang perlu segera mendapat penanganan medis atau tidak.
Nyeri dada akibat jantung umumnya terasa seperti tekanan, sesak, terimpit, atau berat di bagian dada.
Baca Juga: Apa Itu South Beach Diet yang Diklaim Baik untuk Penyakit Jantung
Rasa nyeri ini sering kali membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan gelisah.
Sebaliknya, nyeri dada yang tidak berhubungan dengan jantung biasanya terasa tajam, menusuk, seperti kram, atau bahkan terbakar.
Rasa nyeri bisa muncul tiba-tiba dan sering kali terlokalisasi di satu titik.
Letak nyeri juga bisa menjadi petunjuk. Nyeri jantung biasanya terasa di bagian tengah atau sisi kiri dada. Dalam banyak kasus, nyeri ini menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, bahu, atau punggung.
Sementara itu, nyeri non-jantung lebih sering terasa di bagian atas perut, dinding dada, atau bahkan di bawah tulang rusuk. Nyeri jenis ini biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Dikutip dari Harvard Health, nyeri dada yang berhubungan dengan jantung biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional.
Nyeri bisa berlangsung selama beberapa menit dan tidak membaik dengan perubahan posisi.
Sebaliknya, nyeri dada non-jantung bisa bertambah parah saat menarik napas dalam, batuk, bergerak, atau setelah makan.
Rasa nyeri ini cenderung datang dan pergi, bahkan bisa berlangsung selama berjam-jam.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.