JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berpesan kepada Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto, agar tidak membawa orang ‘toxic’ atau bermasalah ke dalam kabinetnya, menimbulkan polemik di publik.
Lantas, siapa yang dimaksud oleh Luhut?
Sontak pembicaraan seputar "toxic" menggema di platform X (Twitter).
"Sepakat dengan pernyataan Luhut soal ‘Orang Toxic’, jangan sampai ada yang meracuni pemerintahan," seru netizen.
Baca Juga: Polisi Bakal Panggil Richard Lee Terkait Dugaan Rekayasa Kasus Pencurian di Klinik Miliknya
Luhut menyebut "orang toxic" dapat menghambat program kabinet Prabowo kelak.
"Pak Luhut menggunakan istilah toxic untuk merujuk kepada pihak-pihak yang cenderung menghambat kemajuan program kabinet, karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan," kata Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi mengutip Kompas.com beberapa waktu lalu.
Apa arti Toxic?
Ada banyak sekali bahasa gaul yang sering dipakai pengguna di media sosial (medsos), salah satunya seperti kata “toxic”. Sebagian dari Anda pun mungkin telah sempat melihat kata tersebut berseliweran di linimasa medsos seperti TikTok atau Twitter.
Kata "toxic" sebagai bahasa gaul di medsos kerap dipakai oleh pengguna dengan konteks untuk membicarakan seseorang atau hubungan sosial (bisa hubungan relasi kerja, percintaan atau hubungan keluarga).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.