JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengumuman bahwa Raja Charles III telah dirawat di rumah sakit swasta hari Jumat, (26/1/2024) untuk menjalani prosedur medis akibat pembesaran atau pembengkakan prostat menarik minat terkait kondisi yang sangat umum terjadi pada pria lanjut usia itu.
Raja berusia 75 tahun ini bukanlah satu-satunya yang mengalami kondisi ini. Sekitar setengah pria di usia 50-an memiliki prostat yang membesar, dan prevalensinya meningkat menjadi lebih dari 80% pada pria yang mencapai usia 80 tahun.
"Ini adalah hasil umum dari penuaan," kata Dr. Stephen Nakada, seorang urologis dari University of Wisconsin.
"Ini seperti rambut beruban," ujar Nakada.
Prostat yang membesar tidak selalu menimbulkan gejala, tetapi ketika gejala muncul, mereka sungguh mengganggu. Dan beberapa pria mengalami masalah lebih banyak dibandingkan yang lain.
Berikut adalah gambaran tentang kondisi ini, yang juga dikenal sebagai hiperplasia prostat jinak:
Baca Juga: Dokter Menyarankan Nama Baru untuk Kanker Prostat Tingkat Rendah, Ini Alasannya
Kelenjar Prostat
Prostat adalah bagian dari sistem reproduksi pria. Kelenjar ini memproduksi cairan untuk sperma. Terletak di bawah kandung kemih dan melingkari uretra, tabung yang membawa urine dan sperma keluar melalui penis.
Penyebab Pembesaran atau Pembengkakan Prostat
Pertama, ini bukan kanker. Kata "jinak" dalam hiperplasia prostat jinak berarti prostat tidak bersifat kanker.
Penyebab prostat membesar belum sepenuhnya jelas, tetapi kemungkinan disebabkan oleh perubahan hormonal seiring bertambahnya usia pria.
Gejala Pembesaran atau Pembengkakan Prostat
Gejala pembesaran prostat dapat mencakup sering buang air kecil dan perlu bangun berkali-kali di malam hari untuk buang air kecil. Seorang pria mungkin mengalami kesulitan memulai buang air kecil di kamar mandi atau urin tetap menetes setelah selesai buang air kecil.
Ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengosongkan kandung kemih juga merupakan gejala umum.
Baca Juga: Berikut 3 Jenis Gangguan Pada Prostat Beserta Gejala yang Muncul | AYO SEHAT
Cara Mengatasi Gejala Pembesaran Prostat
Dokter mungkin pertama kali menyarankan pasien untuk berhenti minum cairan setelah makan malam. Antihistamin dapat menyebabkan gejala muncul, begitu pula alkohol dan kafein.
"Intervensi awal yang baik adalah mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, bahkan mengurangi konsumsi makanan pedas, karena itu dapat membuat kandung kemih iritasi," kata Nakada.
Begini Cara Mendiagnosis Pembesaran Prostat
Dokter akan menanyakan tentang gejala dan obat-obatan. Mereka akan melakukan pemeriksaan rektal untuk menentukan ukuran dan bentuk prostat.
Obat-obatan yang Membantu Atasi Gejala Pembesaran Prostat
Tersedia obat-obatan yang merilekskan otot dan memungkinkan aliran urine yang lebih baik. Jenis obat lain dapat digunakan untuk menghentikan pertumbuhan prostat. Obat disfungsi ereksi juga dapat membantu aliran urine.
Belum ada bukti kuat pengobatan herbal seperti palmetto untuk masalah prostat.
"Saya biasanya memberi tahu pasien bahwa satu-satunya hal yang dilakukan palmetto adalah merugikan dompet Anda," ujar Nakada.
Baca Juga: Berikut Gangguan Prostat yang Dapat Muncul dan Harus Dihindari | AYO SEHAT
Opsi Bedah untuk Membantu Pembesaran Prostat
Ada berbagai prosedur untuk mengangkat jaringan prostat atau memperlebar uretra. Beberapa menggunakan sinar laser, gelombang mikro, ultrasonik, arus listrik, atau air yang dipanaskan. Prosedur lain memasang stent untuk menyangga prostat dan memberikan lebih banyak ruang untuk aliran urine.
Ada juga teknik bedah untuk memotong jaringan.
Komplikasi Potensial dari Bedah Pembesaran Prostat
Semua operasi memiliki potensi komplikasi seperti pendarahan dan infeksi. Bedah prostat dapat menyebabkan masalah buang air atau seksual. Beberapa prosedur yang kurang invasif mungkin perlu diulang jika gejala kembali muncul.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.