JAKARTA, KOMPAS.TV - Protein merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dalam berbagai hal seperti pertumbuhan dan perbaikan sel, pembentukan otot, produksi hormon, serta menjaga kesehatan tulang.
Kekurangan protein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penurunan massa otot, mudah lelah, dan rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda kekurangan protein agar dapat segera ditangani.
Dikutip dari laman Medical News Today, berikut 10 tanda kekurangan protein yang perlu Anda ketahui.
Kelelahan merupakan salah satu tanda paling umum dari kekurangan protein. Protein berperan penting dalam menghasilkan energi, sehingga kekurangan protein dapat menyebabkan tubuh terasa lelah dan lesu.
Baca Juga: Hipertensi dan Kekurangan Protein? Ngga Lagi Kalau Tahu Rahasia dari Dapur Umami ini
Penelitian menunjukkan, hanya seminggu tidak makan cukup protein dapat memengaruhi otot yang bertanggung jawab atas postur dan gerakan Anda, terutama jika Anda berusia 55 tahun atau lebih.
Seiring waktu, kekurangan protein dapat membuat Anda kehilangan massa otot yang pada gilirannya, dapat mengurangi kekuatan Anda, mempersulit keseimbangan, dan memperlambat metabolisme Anda.
Kekurangan protein juga dapat menyebabkan anemia, ketika sel-sel Anda tidak mendapatkan cukup oksigen yang membuat Anda lelah.
Kekurangan protein dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Orang yang mengalami kekurangan protein juga mungkin akan mengalami masalah penyembuhan luka dan cedera yang lambat.
Hal ini tentu tidak mengherankan, karena protein dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan membentuk jaringan baru.
Protein merupakan bahan penyusun otot. Kekurangan protein dapat menyebabkan otot menjadi lemah dan menyusut.
Meskipun kehilangan massa otot adalah proses penuaan alami, hal ini juga bisa menandakan kurangnya asupan protein.
Latihan kekuatan yang teratur membutuhkan asupan protein yang stabil setiap hari untuk membentuk otot.
Penelitian pada 2018 yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Nutrition menunjukkan, mengonsumsi 25 hingga 30 gram protein berkualitas tinggi yang tersebar merata sepanjang hari adalah cara ideal untuk membangun dan mempertahankan massa otot.
Protein berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit. Kekurangan protein dapat menyebabkan kulit menjadi kering, bersisik, dan mudah iritasi.
Protein juga berperan penting dalam pertumbuhan dan kesehatan rambut dan kuku. Kekurangan protein dapat menyebabkan rambut dan kuku menjadi rapuh dan mudah rontok.
Rambut dan kuku terdiri dari keratin, protein struktural yang membutuhkan asam amino. Jika Anda tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh tidak dapat memproduksi cukup keratin untuk pertumbuhan, kekuatan, dan pemeliharaan rambut dan kuku yang tepat.
Protein berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Kekurangan protein dapat menyebabkan luka sulit sembuh dan rentan mengalami infeksi.
Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan mood, seperti perasaan cemas, depresi, dan mudah marah. Hal ini karena otak manusia memerlukan bahan kimia yang disebut neurotransmiter untuk menyampaikan informasi antarsel.
Banyak dari neurotransmiter itu terbuat dari asam amino yang merupakan bahan penyusun protein. Kekurangan protein dapat membuat tubuh tidak memiliki cukup asam amino untuk membentuk neurotransmiter.
Kondisi ini pun dapat mengubah cara kerja otak Anda. Dengan tingkat dopamin dan serotonin yang rendah, Anda mungkin akan merasa tertekan atau terlalu agresif.
Selalu lapar adalah salah satu tanda tubuh kurang protein. Hal ini juga dapat berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Efek buruk ini terjadi karena didorong oleh nafsu makan makanan berlemak dan tinggi gula. Selain itu, adanya peningkatan peradangan dan ketidakseimbangan hormon.
Studi pada 2014 yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition and Metabolism menunjukkan, protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan.
Artinya, protein membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan membantu mengurangi rasa lapar.
Edema adalah kondisi pembengkakan akibat penumpukan cairan pada jaringan tubuh. Edema bisa menjadi gejala kekurangan protein yang parah (kwashiorkor).
Edema salah satunya bisa terjadi karena jumlah albumin serum dalam tubuh rendah atau sedikit. Albumin merupakan protein paling melimpah di bagian cairan darah atau plasma darah.
Salah satu fungsi utama albumin adalah untuk mempertahankan tekanan onkotik, yakni kekuatan yang menarik cairan ke dalam sirkulasi darah.
Dengan cara ini, albumin mencegah jumlah cairan yang berlebihan menumpuk di jaringan atau kompartemen tubuh lainnya.
Karena kadar albumin serum manusia berkurang, defisiensi protein yang parah bisa menyebabkan tekanan onkotik yang lebih rendah. Akibatnya, cairan menumpuk di jaringan sehingga menyebabkan pembengkakan.
Untuk alasan yang sama, kekurangan protein dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam rongga perut. Perut tampak buncit adalah ciri khas dari kwashiorkor.
Baca Juga: Padi Anti Stunting Tanpa Pestisida Diyakini Kaya Protein
Gejala umum kekurangan protein selainjutnya adalah perlemakan hati (fatty liver) atau penumpukan lemak di sel hati.
Jika tidak diobati, perlemakan hati dapat berkembang menjadi penyakit perlemakan hati, menyebabkan peradangan, jaringan parut hati, dan memicu terjadinya gagal hati.
Perlemakan hati adalah kondisi umum pada orang gemuk, serta mereka yang banyak mengonsumsi alkohol. Alasan hal itu terjadi dalam kasus kekurangan protein, tidak jelas.
Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan sintesis protein pengangkut lemak yang dikenal sebagai lipoprotein, dapat berkontribusi pada kondisi tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.