Pakar Sebut Tahi Lalat di Bagian Wajah Tidak Wajib Dihilangkan, Ini Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar dalam bidang estetika dan anti-penuaan dari Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia, dr. Cynthia Jayanto M. Biomed (AAM), telah mengemukakan pandangannya mengenai tahi lalat dan kemungkinan penghilangannya. 

Dia menjelaskan bahwa tahi lalat sebenarnya bisa dihilangkan, tetapi tindakan ini tidak selalu diperlukan kecuali jika ada indikasi adanya tanda keganasan.

Menurut Cynthia, jika terdapat tanda-tanda keganasan pada tahi lalat, seperti kanker kulit, ini biasanya dapat dikenali dengan mudah, termasuk munculnya bercak kemerahan pada kulit, kulit menjadi lebih kering dan bersisik, serta rasa gatal yang dapat mengakibatkan kulit mengelupas atau berdarah jika digaruk. 

Namun, jika tidak ada indikasi keganasan, keberadaan tahi lalat umumnya tidak membahayakan kesehatan, tetapi ukuran tahi lalat yang besar bisa memengaruhi rasa percaya diri seseorang sehingga mereka memilih untuk menghilangkannya.

"Kalau tahi lalat tidak wajib diangkat, kalau dia tahi lalat ada indikasi atau tanda-tanda keganasan biasanya perlu pemeriksaan dermatoskop," katanya, Sabtu (23/9).

Cynthia mencatat, kebanyakan pasien yang datang ke klinik adalah perempuan berusia 18-40 tahun yang memiliki alasan estetika untuk menghilangkan tahi lalat mereka, terutama jika tahi lalat tersebut mengganggu penampilan.

Tahi lalat dan tanda lahir yang mencolok di wajah dapat dihilangkan melalui berbagai perawatan, seperti laser picosecond dan elektrokauter (pembedahan), yang tersedia di klinik kecantikan.

Dr. Cynthia menekankan bahwa perawatan laser picosecond relatif cepat dan nyaman, dengan waktu pemulihan yang singkat dibandingkan dengan metode pembedahan. 

Hasil dari perawatan ini termasuk penghilangan tahi lalat pada area tertentu di wajah, serta perubahan warna, pengecilan ukuran, dan penghilangan pigmentasi pada tanda lahir.

Baca Juga: 3 Cara Merawat Infeksi Herpes agar Tak Meninggalkan Bekas Luka

"Hasilnya, seorang dengan keluhan tahi lalat di bagian tertentu pada wajahnya bisa hilang, sementara untuk keluhan tanda lahir perawatan ini bisa mengurangi warna, memperkecil ukuran, dan menghilangkan warna pigmentasi," jelas dia.

Prosedur perawatan ini melibatkan pemberian obat bius lokal, dan pengerjaan tahi lalat atau tanda lahir biasanya memakan waktu sekitar 10-15 menit. Pasien mungkin mengalami efek samping seperti kemerahan, memar, dan bekas luka yang memerlukan waktu sekitar 2-3 pekan untuk sembuh.

Cynthia juga menjelaskan bahwa satu kali tindakan sudah cukup untuk menghilangkan tahi lalat, sementara untuk menghilangkan tanda lahir di wajah, jumlah sesi yang diperlukan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti ukuran tanda lahir, kedalaman, jenis kulit, dan respons individu terhadap pengobatan. 

 

"Secara umum, sekitar 3 hingga 6 sesi, dengan jeda per sesi bisa minimal 4 minggu (untuk tanda lahir). Terakhir, saya punya pasien asal Laos dengan keluhan tanda lahir di wajah datang langsung ke klinik saya, dan itu butuh 5 kali sesi untuk benar-benar bisa hilang,” kata dia, dikutip dari Antara.

Sebagai saran, Cynthia menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk menghilangkan tahi lalat atau tanda lahir. Ini penting agar dapat memastikan kondisi area yang akan diobati dan memilih perawatan yang sesuai dengan setiap keluhan. 

Terkadang, tahi lalat yang besar atau menonjol mungkin lebih baik diatasi dengan metode pembedahan. Selain itu, tipe tahi lalat yang dapat diatasi dengan laser picosecond umumnya berbeda-beda. 

Pasien dengan keluhan tahi lalat di atas kulit yang menebal mungkin lebih cocok untuk diatasi dengan elektrokauter atau pembedahan agar hasilnya lebih rapi, meskipun berisiko terbentuknya bekas luka.

"Karena ada beberapa case, terutama untuk keluhan tahi lalat, jika tahi lalatnya bentuknya besar dan tumbuh menonjol lebih baik treatment-nya dengan metode pembedahan," tutur dia.

"Tapi kalau dia tahi lalat yang merata hanya berupa pigmen bisa dengan laser pico tersebut,” lanjutnya.

Baca Juga: Wahana Antariksa Chandrayaan-3 Sukses Mendarat di Kutub Selatan Bulan, India Catatkan Sejarah