JAKARTA, KOMPAS TV - Hari ini, Selasa (19/9/2023) bertepatan dengan hari kesadaran diseksi aorta yang diperingati setiap setahun sekali. Tujuan dari hari peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai penyakit serius ini yang harus diwaspadai.
Diseksi aorta adalah kondisi serius di mana lapisan-lapisan arteri utama tubuh, yang disebut aorta, terbelah atau robek. Hal ini dapat mengakibatkan darah bocor ke dalam dinding aorta dan mempengaruhi aliran darah ke organ-organ tubuh. Kondisi ini merupakan darurat medis yang mengancam nyawa.
Gejala diseksi aorta dapat mencakup nyeri hebat pada dada, punggung, rahang, atau perut, yang seringkali sangat tajam dan mendalam. Seiring dengan perkembangan kondisi, kamu juga mungkin akan mengalami gejala lainnya, seperti;
Baca Juga: Tenaga Kesehatan Keliling Taburkan Abate di Penampungan Air Warga untuk Cegah DBD
1. Diseksi Tipe A: Robekan terjadi pada bagian aorta yang keluar dari jantung, yang disebut aorta asendens.
2. Diseksi Tipe B: Robekan terjadi pada bagian aorta yang berada di bawah aorta asendens, biasanya di area dada atau abdomen.
Penyebab diseksi aorta dapat melibatkan tekanan darah tinggi, aterosklerosis (pengerasan arteri), cedera dada, kondisi genetik seperti sindrom marfan, atau faktor lain yang melemahkan dinding aorta.
Penelitian yang dilakukan oleh David Levy, Amandeep Goyal, Yulia Grigorova, Fabiola Farci, dan Jacqueline K. Le pada tahun 2023 menyatakan diseksi aorta terjadi pada sekitar 5 hingga 30 kasus per 1 juta orang setiap tahun. Meskipun yang paling sering terjadi pada pria berusia 40 hingga 70 tahun, kondisi ini tetap dapat menyerang siapa saja.
Baca Juga: Alasan Kenapa Penyakit Diabetes Berujung Amputasi Kaki | SINAU
Diseksi aorta mungkin sulit didiagnosis. Kondisi dan gejalanya dapat disalahartikan sebagai penyakit lain. Hal ini dikarenakan diseksi aorta dapat menyebabkan kerusakan serius dalam waktu singkat, maka dari itu diperlukan diagnosis dan penanganan yang cepat.
Dokter dapat mendiagnosis penyakit ini dengan melakukan CT scan Aorta untuk melihat robekan dengan jelas dan akurat. Pemindaian ini juga dapat membantu mengidentifikasi area target untuk pembedahan. Tidak hanya itu, Dokter juga dapat menggunakan;
Diseksi aorta adalah kondisi medis darurat yang jika tidak ditangani, akan menambah angka kematian. Diseksi aorta dapat ditangani dengan melakukan pembedahan, terutama untuk diseksi aorta tipe A.
Pembedahan jantung terbuka dapat dilakukan untuk memperbaiki diseksi dan kerusakan sekaligus meningkatkan aliran darah. Dokter bedah dapat membuat sayatan bedah pada dada atau perut untuk memperbaiki aorta. Pada beberapa kasus, penderita diseksi aorta tipe A dapat menerima katup prostetik atau aorta asenden prostetik.
Untuk diseksi aorta tipe B, pembedahan endovaskular juga dapat dilakukan untuk memperbaiki aorta atau memasang stent, yaitu tabung berongga yang ditempatkan di dalam tubuh untuk menyokong jalur yang tersumbat.
Jenis pembedahan ini tidak terlalu invasif dibandingkan pembedahan jantung terbuka. Pembedahan ini juga dapat dilakukan pada orang dengan diseksi aorta tipe B yang rumit.
Setelah prosedur, Dokter dapat memantau di rumah sakit untuk kemungkinan komplikasi, termasuk stroke dan cedera ginjal akut.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap 6 Penyakit yang Berkaitan dengan Polusi Udara, Kasus ISPA Meningkat
Diseksi aorta dapat dicegah dengan menjalani pemeriksaan ultrasonigrafi atau aneurisma aorta, terutama untuk pria berusia 65 hingga 75 tahun yang merupakan mantan perokok atau perokok aktif saat ini. Dengan melakukan pemeriksaan, maka peluang untuk bertahan hidup akan meningkat.
Jika memiliki penyakit jantung atau kondisi lain yang berhubungan dengan jantung, sangat penting untuk;
Sumber : Healthline.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.